MEDAN-Saat ini pemerintah gencar mengintensifkan pendapatan dari pajak. Berbagai lini ekonomi yang dianggap belum maksimal penggarapan pajaknya juga dintensifkan, termasuk di industri perkebunan kelapa sawit dan ragam produk turunannya.

Bahkan pemerintah berencana menggunakan drone untuk memantau seluruh aktifitas bisnis agar tidak kehilangan potensi pajak.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI), Joko Supriyono menyatakan setuju jika pajak adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

"Pajak sih penting. Tapi ya lucu kalo nyari pajak dengan menggunakan drone," kata Joko Supriyono kepada medanbisnisdaily.com melalui aplikasi WhatsAp.

Ia mengingatkan pemerintah untuk mengakuratkan data sawit nasional, karena itu juga lebih penting. Kata dia, pemerintah seharusnya membangun data sawit yang lebih akurat.

Sebab, sambung Joko, sawit termasuk penyumbang pajak yang sangat potensial. Ia mengibaratkan perkebunan kelapa sawit dengan angsa bertelur emas. Joko menyindir pemerintah yang seharusnya memelihara dengan baik angsa-angsa tersebut.

"Pemerintah seharusnya memberikan kandang yang nyaman, mengembangkannya menjadi banyak dan besar. Baru bisa menikmati hasil telurnya secara berkelanjutan. Bukan malah menyembelih angsanya. Telurnya tidak akan ada lagi," sindir Joko Supriyono.

Ketua Bidang Hukum GAPKI, Yunita Sidauruk, menambahkan, pajak dari sawit yang terakhir adalah berupa CPO's Fund.

"Saya belum dengar ada pajak lain," kata Yunita Sidauruk.

Ia berharap tidak benar kabar tentang pemerintah akan semakin mengintensifkan pencarian pajak.

"Mudah-mudahan enggak betul kabar itu. Kalau betul, jangan sekaranglah, apalagi di saat harga CPO (crude palm oil/ minyak mentah sawit) lagi nyungsep (merosot -red)," ujar Yunita.