MEDAN - Peredaran narkotika dari balik lembaga permasyarakatan (Lapas) sudah sangat memprihatinkan. Lapas yang sejatinya menjadi ruang sempit menjadi ‘surga’ bagi bandar yang berada di dalam untuk berbisnis barang haram ini. Sumatera Utara pun tak luput dari kasus ini. Sebut saja yang paling fenomenal, Togiman alias Toge narapidana Lapas Tanjunggusta yang sudah divonis mati malah mengendalikan peredaran 25 Kg sabu dari balik jeruji besi.

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Utara, Brigjen Pol Andi Loedianto menjelaskan butuh kerja sama banyak pihak untuk mengentaskan kasus peredaran narkoba di Lapas.

“Ini kan beberapa instansi soal penanganan kasus narkoba di Lapas. Mereka (pihak Lapas) juga enggak mau disalahkan. Mereka bilang ‘kan kami di dalam, kalau ada barang masuk berarti barang itu dari luar’. Jadi kita jangan saling menyalahkan. Justru kita lihat potensi seperti ini untuk melawan narkoba bersama dan mengungkap apa yang terjadi sebenarnya di situ,” ujarnya usai talkshow pencegahan narkoba di Medan, kemarin (26/8/2017).

Andi mengungkapkan saat ini pihaknya terus menjalin komunikasi dengan semua Lapas yang ada di Sumut, salah satunya dengan membuat grup di Whatsapp (WA).

“Saya punya satu (grup WA). Namanya Para Commander, isinya seluruh Lapas lapor ke kita. Mereka terbuka, termasuk hasil razia. Justru kalau kita sudutkan mereka. Mereka akan menjauh. Sumut, In sya Allah pelan-pelan, kita akan bersinergi menangani ini,” ungkapnya.

Secara keseluruhan, Sumut kata Andi pemberantasan narkoba sudah melebihi target. “Kita target sudah over ya. Kita tidak menyangka di Sumut begitu cepat dan gencar. Baik kinerja aparatnya sudah mulai bagus mengungkapkan kasus narkoba. Jadi Sumut ranking satu,” jelasnya.

Hal yang sama dalam penegakan hukum kasus narkoba, Sumut diakuinya yang paling terdepan. Termasuk keterbukaan pihak Kepala kejaksaan di Sumut untuk mengintruksi seluruh jajaran pengadilan mengikutui tes urine dan pemberian informasi bahaya narkoba.

“Sehingga ini akan memperngaruhi putusan mereka untuk berani memberikan putusan mkasimal dalam kasus narkoba,” ucapnya.

Pun diakuinya, Sumut masih dalam konsisi rawan narkoba, sehingga terus butuh gebrakan untuk pencegahan. “Pemberantasan akan bersinergi dengan beberapa pihak. Untuk saat ini kita akan terus bertindak tegas untuk bandar dan pengedar yang masuk wilayah Sumut,” tegasnya.