MEDAN-Kontingen Kabupaten Tanah Karo tampil sebagai juara umu pada kejuaraan daerah wushu cabang sanda (tarung), dengan mengumpulkan 12 emas, 2 perak, 3 perunggu, yang berakhir di Aula Yayasan Cinta Budaya, Medan.

Pada tingkat senior tanah Karo mendominasi raih 5 emas dan 1 perunggu. Posisi kedua Toba Samosir 1 emas, 3 perunggu. Kemudian disusul Simalungun posisi ketiga dengan 1 emas, 1 perunggu.

Sedangkan kategori senior, Tanah Karo juga meraih 7 emas, 2 perak, 2 perunggu. Sedangkan Runner up Toba Samosir dengan 3 emas, 2 perak, 2 perunggu. Serta Medan dengan 1 emas, 1 perunggu.

Atlet Tanah Karo peraih medali emas di nomor senior 52 kg putri, Chindi Rinapita br Ginting mengatakan, torehan emas memang sesuai target awalnya. Meski sempat mengalami cidera ringan di bagian kaki kanan, hal itu tidak menyurutkan atlet kelahiran tahun 1995 ini untuk menyumbangkan medali emas.

"Terima kasih atas dukungan dari semua pihak termasuk keluarga dan para sahabat. Begitu juga dari sashana yang telah membina saya selama ini. Ke depan saya persiapan kejurnas senior Oktober nanti," ucapnya.

Sementara sang pelatih, Salwi Paringotan Simbolon didampingi asisten Moses Milala, mengatakan Raihan 12 emas memang sesuai target awal. Namun, secara keseluruhan masih banyak tugas yang mesti dilakukan tim pelatih, terutama dalam memoles jiwa petarung. Apalagi, mereka akan dipersiapkan menuju Kejurnas junior dan senior tahun ini.

"Juara umum lima tahun secara beruntun yang kita raih sejak 2010 hingga 2015, bisa kita rebut kembali tahun ini. Semangat anak - anak lah yang menjadi modal tambahan meraih prestasi lebih baik. Selanjutnya, mereka persiapan menjalani pelatda untuk mewakili Sumut di kejurnas junior Jawa Tengah bulan September dan senior di Jakarta bulan Oktober." ucapnya.

Sementara ketua harian Pengcab WI Kabupaten Tanah Karo, A Ceh Silalahi mengaku puas dengan torehan juara umum, karena sejak awal hanya ditargetkan 10 emas. Prestasi ini juga berkat kerja keras dan latihan maksimal yang dijalani atlet selama enam bulan sebelumnya.

"Saya lihat dari segi penampilan mereka terlihat menurun ya dari latihan sebelumnya. Mungkin, faktornya juga saya nilai pemain lawan juga mengirimkan atlet apa adanya juga." jelasnya.

Namun, ia juga berharap adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah, terutama memberikan dukungan moril maupun materil kepada atlet yang akan membela nama baik daerah. "Kita ikut Kejurda ini juga tidak ada bantuan dari pemkab. Maunya kan jangan kami lagi yang biayai. Kami kemari saja tek - tekan. Begitupun, karena kemauan besar atlet dan pelatih, akhirnya kami dapat berprestasi," harapnya.

Kejurda ditutup oleh KONI Sumut melalui Kabid Binpres, Misnan, didampingi Kabid Pembudayaan Olahraga Disporasu, Rudi Rinaldi, Sekum WI Sumut, Sarden Song. Misnan berpesan kepada pengprov WI Sumut dan Pengcab kabupaten/ kota terus membina atlet selain di luar daerah yang ikut kejurda tahun ini. Misnan beralasan, Kejurda selanjutnya harus harus lebih baik, khususnya jumlah peserta yang ikut. Apalagi persiapan PON 2020 di Papua sudah semakin dekat.

"Kalian ini adalah atlet calon PON 2020. Tahun depan Sumut laksanakan Porprovsu. Kemudian tahun 2019 kejurnas. Dua tahun tentu waktu yang singkat. Mohon kerja keras pengprov, pengcab untuk terus bina atlet demi prestasi lebih baik di PON," harap Misnan.