KUALA LUMPUR - Pemanah putri Diananda Choirunisa membuat kejutan di ajang SEA Games XXIX/2017. Pemanah asal Jawa Timur yang semula tidak diunggulkan ini mampu merebut medali emas di nomor Recurve perorangan putri setelah mengalahkan pemanah Filipina, Nicole Marie dengan skor 6-4 dalam pertandingan final di Lapangan Panahan Majelis Sukan Negara Bukit Jalil Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (20/8/2017).

Kesuksesan Diananda menyumbangkan emas ketiga bagi Kontingen Indonesia ini sekaligus mencatat panahan sebagai cabor bintang pada SEA Games XXIX. Bukan hanya sebagai penyumbang medali pertama tetapi panahan juga tercatat sebagai cabor pertama yang memenuhi dan melampaui target medali emas.

Kini, panahan telah mengoleksi 3 emas dan 1 perunggu. Dua medali emas sebelumnya disumbangkan Prima Wisnu Wardhana dan Sri Ranti di nomor Compound perorangan putra dan putri.

Pertarungan Diananda di final melawan Nicole Marie cukup menegangkan. Disaksikan Menteri PMK Puan Maharani, Ketua Umum PB Perpani, Titiek Soeharto, CDM SEA Games Malaysia 2017, Aziz Syamsuddin, Ketua KOI Erick Thohir dan Ketua Satlak Prima Ahmad Soetjipto, Diananda sempat tertinggal 2-4. Namun, dia dengan tenang dan penuh percaya diri mampu menyamakan kedudukan 4-4 sekaligus menutup pertandingan dengan skor 6-4.

"Saya sempat tegang dan panik saat menyaksikan Diananda tertinggal 2-4. Alhamdulillah, dia bisa menyamakan skor dan mengalahkan lawannya. Salut buat Diananda," kata Titiek Soeharto kepada GoNews.co.

Ditemui usai upacara pengalungan medali, Diananda mengaku tidak menduga bisa merebut medali emas di nomor Recurve perorangan putri pada penampilan ketiga di ajang SEA Games.

"Saya tidak menduga bisa meraih emas karena di SEA Games Myanmar 2013 dan Singapura 2015 hanya meraih emas di nomor beregu," katanya.

Cabang olahraga panahan memang ditargetkan meraih 2 medali emas di Kuala Lumpur. "Saya senang target 2 medali emas telah terlampaui. Dan, saya berharap kita bisa menambah perolehan emas lagi bagi Kontingen Indonesia," kata Titiek Soeharto.

Sementara itu, pemanah andalan Indonesia yang menembus perempatfinalis Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Ika Yuliana Rochmawati yang tersingkir di babak penyisihan mengaku prestasinya memang sedang drop.

"Saya tidak tahu sejak dari Shanghai, China, prestasi semakin drop," kata Ika yang ditemui di tenda tim panahan Indonesia. ***