LANGKAT-Belum keluarnya buah musim tahunan, seperti rambutan, cempedak, duku dan manggis, menjadikan harga buah semangka di tingkat petani berpacu naik. Dari harga Rp 2.800/kg pada Juli, naik ke level Rp 3.800/kg pada pekan pertama Agustus, dan kini naik lagi menjadi Rp 4 200/kg.

"Karena rambutan, manggis, cempedak dan buah musim tahunan lainnya belum banyak keluar, meski sudah minggu kedua Agustus, jadi harga semangka masih terus berpacu naik harganya. Kalau hari ini, kita ambil semangka nonbiji ke petani berkisar Rp 4.000 - Rp 4.200/kg,” ungkap Ifan, pedagang penampung di Kelurahan Pekan Gebang, Langkat, Minggu (13/8/2017).

Ditemui terpisah, kalangan petani semangka yang memanfaatkan lahan dengan tanaman jeruk manis di Kecamatan Besitang, Langkat, mengaku belum memasuki panen semangka, di saat harganya sedang naik.

"Memang kami mendengar harga semangka terus naik, tetapi kami belum bisa panen, masih kurang umur antara 7 - 10 hari lagi baru bisa panen. Mudah-mudahan harga manis ini bisa bertahan atau semakin beranjak, karena saat ini masih sedikit petani yang panen dan bertanam semangka,” harap Marbun dan Satimin, petani jeruk dan semangka di Desa Sekoci, Kecamatan Bisitang, Langkat.

Pantauan medanbisnisdaily.com di Besitang, banyak petani jeruk yang memanfaatkan lorong-lorong tanaman jeruk untuk tumpang sari dengan semangka, cabai dan palawija lainnya.

Menurut mereka, tanaman jeruk manis tidak terganggu bila dicelah-celahnya ditanami dengan sayuran dan semangka.

"Saya kira tidak mengganggu ya, daripada kosong lahannya, dan jeruk lagi trek, jadi dimanfaatkan menanam semangka, karena, semangka jenis tanaman singkat hanya 55 hari,” sebut Ramlan, petani dengan tanaman jeruk 5 rantai yang dikombinasikan tumpang sari semangka, di Besitang.