Langkat-Cuaca mendung dibarengi rintikan hujan yang terjadi sejak 11-14 Agustus 2017 menjadi penghambat pengeringan produksi opak singkong. Pasalnya, kalangan home industri makanan cemilan ini hanya mengharapkan trik matahari setelah opak singkon dicetak.

"Sejak Jumat sampai ini hari, mulai malam sampai tengah hari terus mendung, kadang disertai hujan rintik, opak pun tak kering satu hari. Ini mengganggu produksi setiap harinya. Artinya, biasanya kalau panas, setengah hari sudah kering, tapi karena mendung, dua hari dijemur baru kering," kata Sutinah, salah seorang pembuat opak singkong di Lingkungan V Kolam Dalam, Kelurahan Pekan Gebang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Senin (14/8/2017).

Disinggung tentang pemasaran, Sutinah mengaku kesulitan menjual opak singkong besar yang ia jual per ikat. Tetapi kalau opak kecil yang dijual kiloan, ia tak menghadapi keluhan.

"Kalau opak kiloan kita jual Rp 9.000 per kg, ini laris, pengecer langsung setiap hari datang membeli. Tetapi kalau opak ikat, ini sedikit mengalami kesulitan. Kalau diproduksi opak kecil semua, untungnya sangat tipis," katanya.

Ia menuturkan, jika bahan baku 50 kg singkong, hanya bisa menghasilkan 15 kg opak kering. Harga penjualannya Rp 135.000. Kalau opak besar bisa didapat hasil penjualannya Rp 150.000, dengan modal yang sama. Dengan rincian, 50 kg singkong bisa diproduksi 250 ikat, setiap ikatnya 10 keping opak kering besar, dan dijual Rp 700 per ikat.