ASAHAN - Semarak Pagelaran Seni Budaya Daerah Asahan ke III tercoreng dengan adanya kampanye untuk calon tertentu dalam kegiatan pentas seni dan budaya beberapa etnis. Bahkan, ajang kampanye ini menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat dan elit politik di Asahan. Sekretaris PKC PMII Sumut, Adit Satria Tanjung menilai, dari awal pembukaan pergelaran pekan seni budaya daerah ke III ini sudah mempertontonkan panggung politik.

Contoh awal kejadian penulisan "Gubernur Asahan" sampai pertunjukan deklarasi pencalonan Gubsu yang sudah mengotori pergelaran seni budaya tersebut.

"Di sini panitia belum bisa menyuguhkan keinginan masyarakat. Harusnya dengan acara yang seperti ini menjadi moment perkenalan seni budaya. Bukan mengenalkan calon ataupun panggung dekrelasi. Dan bukan di sini tempatnya, silakan buat panggung sendiri," tegas Adit ketika dikonfirmasi GoSumut, Senin (31/7/2017).

Adit pun menilai bahwa kegiatan tersebut jelas kesalahan panitia. Karena sumber dana PSBD sudah dianggarkan melalui APBD. Diduga panitia dapat bagian hingga membiarkan kampanye di arena PSBD itu.

"Jelas ini salah panitia. PSBD ini bersumber dari APBD, bukan uang pribadi mereka. Ini harus dipertanggungjawabkan. Seharusnya panitia tidak memberikan izin parpol untuk deklarasi calon atau memang panitia diduga dapat bagian hingga membiarkan kampanye di arena PSBD tersebut. JR Saragih sih, tak salah, kita harus menghormati beliau sebagai Bupati kabupaten tetangga, dan warga simalungun. Kita harus bangga beliau bisa hadir," terangnya.

Adit menilai yang membuat kotor acara itu adalah deklarasi beberapa orang partai dan sempat menyanyikan yel yel yang sangat tak pantas di lakukan di panggung budaya terhormat tersebut.

Seharusnya para elit politik itu bicara sebagai wakil rakyat Asahan. Bukan kampanye disaat tidak kampanye.

"Itu melanggar aturan karena beliau didaulat sebagai wakil Ketua DPRD Asahan berbicara di atas panggung seni budaya. Ini memalukan," pungkas Adit.

PKC PMII berharap kepada sahabat sahabat dan masyarakat semua, untuk selamatkan pekan seni budaya daerah (PSBD) dari unsur politik. Jangan sampai PSBD berubah menjadi politik seni budaya. Dalam semangat PSBD diharapkan para stakeholder mampu melestarikan budaya-budaya kesenian daerah.