MEDAN-Pada semester I-2017, PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyalurkan Pupuk bersubsidi SP-36 sebanyak 26.981 ton di Sumatera Utara (Sumut). Penyaluran tersebut sudah 53% dari rencana alokasi 2017.

Dari seluruh provinsi di Indonesia, Sumut tercatat berada di peringkat kedua serapan pupuk non urea tertinggi setelah Aceh yang sudah menyerap 60% dari jatah alokasi 2017.

Kepala Corporate Communication PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, kesadaran petani untuk menerapkan pemupukan berimbang yang sudah semakin tinggi, menjadi pendorong tingginya permintaan untuk pupuk non urea.

"Makanya kami mengerahkan upaya ekstra untuk dapat memenuhi permintaan petani, antara lain dengan melakukan realokasi atau mengirimkan tambahan pasokan pupuk dari kota yang menjadi distribution center kami. Memang secara nasional stok dan penyaluran aman. Tapi perlu persiapan agar bisa memenuhi permintaan," katanya.

Untuk mengamankan stok pupuk ke sektor tanaman pangan, khususnya pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia dan anak-anak perusahaannya telah menerapkan kebijakan stok di atas ketentuan guna mencegah terjadinya kekosongan saat terjadi lonjakan permintaan.

Khusus untuk mengamankan stok di Sumut dan Aceh, Pupuk Indonesia telah menugaskan anak perusahaannya, Petrokimia Gresik, untuk terus menggelontorkan SP-36 dan NPK.

Saat ini, katanya, telah sandar kapal MV Vinalines Fortuna di Medan membawa 21.500 ton SP-36 dan telah melakukan kegiatan bongkar untuk dapat segera didistribusikan kepada petani yang membutuhan.

Sedangkan untuk pupuk NPK, juga telah diberangkatkan kapal KM Berkah 99 dengan membawa 30.000 ton NPK dari Gresik dan saat ini sedang dalam proses sandar di Pelabuhan Belawan.

Secara nasional, Pupuk Indonesia telah menyalurkan 4.354.770 ton pupuk ke sektor tanaman pangan pada semester I-2017. Jumlah tersebut sekitar 46% dari alokasi tahun 2017.

Penyalurannya terdiri dari 1,9 juta ton urea, 1,25 juta ton NPK, 432.000 ton SP36 serta 472.000 ton ZA dan 296.000 ton pupuk organik. Sesuai penugasan dari Pemerintah, Pupuk Indonesia akan menyalurkan 9,55 juta ton pupuk bersubsidi untuk tahun 2017.

Terkait stok, Wijaya mengatakan, saat ini cukup aman. Per 6 Juli 2017, secara nasional total stok di lini III & IV, atau di gudang kabupaten dan kios sebanyak 856.114 ton.

Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga enam minggu ke depan, dan belum termasuk stok yang terdapat di gudang pabrik dan provinsi. Stok nasional di Lini III & IV terdiri dari 446.771 ton urea, 208.896 ton NPK, 40.202 ton SP36 dan sisanya terdiri dari pupuk ZA dan organik.