MEDAN - Puluhan pengemudi angkutan berbasis aplikasi online (Grab taksi) merasa dibohongi oleh pihak manajemen.

Akibatnya, puluhan pengemudi tersebut menyambangi kantornya di Blok CC Nomor. 28 / 29 Central Bisnis Distrik (CBD) Polonia.

Informasi dihimpun GoSumut menyebutkan, kedatangan pengemudi Grab ini ingin meminta penjelasan terkait cara dan sistem kerja yang kerap diubah-ubah oleh pihak manajemen. "Sistem kerja kami rasakan sangat merugikan kami para pekerja. Termasuk soal skema kerja," kata Kordinator Asosiasi Driver Online (ADO), Pandapotan.

Diungkapkannya, awal perjanjian kerja, para pengemudi diminta mengejar 90 trip selama satu minggu. Bila trip ini terpenuhi, maka para pengemudi akan mendapatkan bonus. "Belakangan, sistem ini diubah secara sepihak oleh manajemen. Sementara, 90 trip selama sepekan itu, diakumulasikan, sehari narik kita harus bisa dapat 13 sampai 15 trip," ungkapnya.

Saat merubah skema kerja, sambungnya, para sopir tidak pernah diajak berdialog. Bahkan yang lebih miris, skema kerja kerap diubah pada hari Senin, sehingga para sopir kelimpungan menghadapi cara kerja yang berubah-ubah itu.

"Perubahan sistem kerja bukannya diinformasikan pada Minggu pagi ataupun sore, kadang kala perubahan sistem kerja dibroadcast begitu saja pada malam hari," ungkap Pandapotan.

Karena tidak senang dibohongin dan dijadikan budak oleh pihak perusahaan, sejumlah pengemudi sempat menyampaikan keluhan pada pimpinan Grab yang ada di Jakarta. Akan tetapi, bukannya malah mendapat solusi, pimpinan Grab di Jakarta justru buang badan pada manajemen yang ada di Medan.