MEDAN-Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi menegaskan sebagai pemimpin, dirinya ingin mengembalikan kejayaan dan kebanggaan Sumatera Utara. Strategi menaikkan wibawa Sumatera Utara sebagai Provinsi besar menurut Erry adalah dengan berjuang menjadi tuan rumah berbagai even nasional seperti MTQ dan PON.

Hal itu disampaikan Erry Nuradi dalam acara Halal Bihalal bersama Keluarga Besar Nahdatul Ulama (NU) di rumah Dinas Gubsu Jalan Sudirman Medan. Hadir dalam kesempatan itu tokoh nasional NU yang juga Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar, Menristek dan Dikti M Nasir, Ketua NU Sumut Afifuddin, Bupati Deliserdang Ashari Tambunan, Ketua PKB Sumut Ance Selian, pimpinan pesantren dan alim ulama serta kader NU Sumut.

“Kita selalu mengatakan Sumut adalah provinsi yang besar dengan jumlah penduduk lebih dari 14 juta jiwa. Namun cukup banyak kita tertinggal,” kata Gubernur. Berbagai indikator ketertinggalan menurut Erry adalah fasilitas serta pelaksanaan berbagai even penting nasional seperti PON dan MTQ.

“PON terakhir digelar di Sumut tahun 1953. Stadion terbesar di Sumut juga selesai dibangun terakhir pada tahun 1953. Apa yang bisa menjadi kebanggaan kita?” ujar Erry. Oleh karena itu, menurut Errry pihaknya berupaya untuk mengembalikan kejaya Sumut ke depannya sehingga Sumut bisa menjadi provinsi kebanggaan semua, provinsi yang paten.

Kita akan membangun stadion olahraga yang baru dan termegah, kami juga sudah mengajukan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional,” kata Errry. Dijelaskannya dukungan sebagai penyelanggra PON juga sudah mengalir. Pihaknya baru -baru ini sudah menandatangani kesepakatan bersama dengan Pemprov Aceh untuk mengusulkan sebagai lokasi penyelenggara PON bersama. Sebanyak 17 provinsi pun sudah mendukung usulan tersebut

“Kita akan membangun stadion olahraga yang baru dan termegah, kami juga sudah mengajukan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional,” kata Errry. Dijelaskannya dukungan sebagai penyelanggra PON juga sudah mengalir. Pihaknya baru -baru ini sudah menandatangani kesepakatan bersama Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) pada tahun 1971 yaitu pada 46 tahun yang lalu.

“Alhamdulillah pada MTQ Nasional di Lombok tahun lalu, Sumut ditunjuk sebagai tuan rumah pada MTQ Nasional tahun 2018, artinya setelah 47 tahun Sumut baru kembakli menjadi tuan rumah,” kata Erry.

Upaya tersebut, menurut Errry dalam rangka membangkitkan marwah kita di Sumatera Utara. Membangkitkan kebanggaan dan kewibayaaan Sumut sebagai provinsi yang besar. Namun sekali lagi itu semua harus mendapat dukungan semua pihak, para bupati walikota, tokoh, perguruan tinggi, doa para alim ulama, tokoh masyarakat, dan dukungan para tokoh nasional seperti Muhaimin Iskandar,” katanya.

Erry mengajak agar semua pihak bisa bersama -sama dengan pemerintah membangun Sumut agar apa yang menjadi kebanggaan pada masa lalu dapat dicapai kembali. Untuk itu pihaknya membutuhkan dukungan banyak pihak termasuk organisasi masyarakat diantaranya Nahdatul Ulama bersama para kadernya.

“Mari kita saling bahu membahu mewujudkan berbagai ketertinggalan kita, mewujudkan apa yang diharapkan masyarakat yang tentu tidak bisa diwujudkan dalam satu tahun saja,” ujar Erry yang baru menjabat Gubsu secara defenitif satu tahun.

Selama memimpin Sumut, Erry mengatakan pihaknya telah berupaya melalukan berbagai pembenahan-pembenahan fundamental. Diantaranya melunasi hutang kurang bayar Dana Bagi Hasil kepada kab/kota. “Sumut sudah menuju provinsi yang on the track. Apa lagi hasil dari pada opini BPK dalam tiga tahun ini Wajar Tanpa Pengecualian,” kata Erry.

Sementara itu, Muhaimin Iskandar dalam kesempatan itu mengatakan Sumut yang kaya akan tradisi budaya adat istiadat perlu dipertahankan dan dikelola seacara baik. “Kekayaan alam dan SDM yang melimpah perlu dikelola secara baik,” katanya.

Untuk itu, menurut Muhaimin pemerintah perlu bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk pesantran-pesantren dalam mengelola SDM tersebut. Dia juga mengajak para kader NU di Sumut untuk mendukung pembangunan di Sumatera Utara agar menjadi provinsi yang dibanggakan.