MEDAN-Menjelang lebaran, sejumlah pelaku industri banyak yang mengeluh banyaknya oknum baik itu oknum aparat, masyarakat dan organisasi tertentu yang meminta sumbangan secara tidak resmi. Hal ini sangat meresahkan pelaku usaha. Demikian dikatakan Pengamat Ekonomi Sumut, Gumawan Benyamin kepada wartawan hari ini.

"Banyak yang menilai ini hanyalah rutinitas biasa yang terjadi saban tahunnya. Meskipun juga tidak sedikit pengusaha yang merasa keberatan dengan tingginya permintaan sumbangan menjelang lebaran," katanya.

Memang sih kesannya itu biasa buat sebahagian orang. Dan tentunya itu kembali lagi ke masing-masing pelaku usaha dalam memberikan paket tertentu tersebut. Namun, menurut hemat saya adalah begini, kebiasaan seperti ini memang sebaiknya tidak ada lagi di masyarakat. Paket yang diberikan biarlah menjadi hak para pelaku usaha untuk diberikan ke siapapun.

"Akan tetatpi, di Ramadhan ini sudah pasti, umumnya masyarakat yang benar-benar membutuhkan yang akan mendapatkan paket lebaran. Permintaan sumbangan ataupun bantuan bisa diabaikan. Terlebih yang melakukan pemaksaan, bisa diteruskan ke pihak yang berwajib. Tidak semua pelaku usaha itu memiliki keuntungan yang besar sehingga bisa bagi-bagi paket lebaran," paparnya.

Dia menegaskan bahkan masih banyak pelaku usaha yang keuntungannya itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Jadi jangan jadikan kegiatan meminta sumbangan ini sebagai rutinitas biasa dan menjadi budaya setiap tahunnya. Tidak sedikit kita menemukan pelaku usaha yang mengeluh banyaknya permintaan sumbangan menjelang lebaran saat ini.

"Sebagai contoh, sekarang ada beberapa kilang padi yang sengaja memilih berhenti beroperasi menjelang lebaran. Dikarenakan banyaknya oknum-oknum tertentu yang memiliki tujuan meminta sumbangan, parsel atau semacamnya. Bahkan bukan hanya kegiatan produksinya saja, kegiatan distribusi terpaksa mereka tutup untuk menghindari itu semua," tegasnya.

Dia menambahkan dikuatirkan, masalah seperti itu bisa merembet ke masalah lainnya. Kalau produksi dan distribusi terhenti, saya justru kuatir harga pangan akan mengalami kenaikan. Ini kan berbahaya bagi kita semua. Jadi bukan semata-mata ini masalah kerugian yang dialami oleh pelaku usaha. "Lebih dari itu ini semua mempengaruhi roda perekonomian dunia," tambahnya.