PALAS-Merosotnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit didaerah Kabupaten Padang Lawas, masyarakat petani mengeluh karena berdampak terpuruk prekonomian yang semakin menjerit.

Ikhsan petani kelapa sawit Desa Brinabo Jae, Kecamatan Barumun mengakui, turunnya sangat berpengaruh berkurangnya pendapat ekonomi petani ditingkat desa yang hanya mengandal dari hasil perkebunan sebagai mata pencarian.

Dia menyebutkan, turun harga sawit, diakhir minggu ini berkisaran Rp50 hingga Rp 80/ribu kg. "Harga TBS sawit turun Rp80 ribu/kg dari harga minggu lalu. Harga jual dipenampung besar untuk buah besar harganya Rp1.665/kg dan buah kecil Rp1.445/kg," ujar ikhsan serya mengaku, baru menjual hasil panen kebun sawitnya kepenampung H. Nasruddin dilokasi Binabo Jae

Pengakuan senada H. Imron Harahap ,petani sawit di Palas menyebutkan, pada minggu ini hasil panen dari kebun sawitnya yang seluas 5 hektar hanya 2 ton. Padahal, minggu sebelumnya hasil panen 2,5 ton.

"Memang, kalau normalnya atau saat panen puncak, dari seluas 5 hektar kebun sawit kita, bisa mendapatkan 3,5 ton sampai 4,5 ton sekali panen. Tapi, sudah berapa bulan ini memang musim trek buah sawit panjang," ungkapnya.

Disebutkan, udahlah hasil panennya turun, harga jual sawitnya juga turun. Minggu ini, harganya Rp 1.685/kg. Sementara minggu yang lalu harganya masih Rp 1.745/kg. Padahal sekitar dua minggu lagi udah mau lebaran. Harapan kita hasil panen sawit ini dapat dimanfaatkan lebaran,tapi kalau harga terus turun, sanagt tidak memungkinkan lagi, bebernya.

Mhd Idris agen penampung buah sawit tingkat Kecamatan yang mangkal di Simaninggir mengatakan, tidak cocok untuk menumpuk buah sawit dalam jumlah besar, karena harga tidak menentun saat ini.

"Saya khawatir kalau ditimbun ,bakal menanggung kerugian . Kalau sampai musim trek buah berkepajangan dengan kondisi harga terus merosot , bakalan keuntungan yang didapat tidak seimbang dengan hasil kerja dan midal," keluhnya.