MEDAN-Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencatatkan nilai impor untuk bulan April sebesar US$ 369,69 juta atau naik 6,33% dibandingkan Maret 2017 yang hanya mencapai US$ 347,70 juta.

Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Sumut April itu juga mengalami kenaikan 29,21%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi mengatakan, dari total nilai impor Sumut sebesar US$ 369,69 juta pada April itu, adalah terbesar dikontribusikan oleh China, yakni sebesar US$ 65,58 juta atau 17,74% dari total nilai impor.

Negara terbesar kedua adalah Australia dengan nilai impor US$ 48,83 juta (13,21%), dan Malaysia sebesar US$ 41,47 juta (11,22%). Sementara sebesar US$ 111,76 juta (30,23%) berasal dari Asia di luar Asean.

"Negara dengan nilai impor terbesar ke Sumut adalah China," kata Syech Suhaimi kepada wartawan di Medan.

Dia mengatakan, selama April 2017, negara pemasok utama yang mengalami kenaikan nilai impor adalah impor yang berasal dari Israel sebesar US$ 40,04 juta, Australia sebesar US$14,76 juta dan Malaysia sebesar US$10,14 juta.

Tiga negara lainnya mengalami kenaikan nilai impor di bawah US$5 juta. Negara pemasok utama yang mengalami penurunan nilai impor, yang tertinggi berasal dari Jepang sebesar US$30,72 juta (-83,92%), diikuti Singapura sebesar US$ 11,73 juta (-24,59%), Korea Selatan sebesar US$ 1,17 juta (-7,91%), dan Argentina sebesar US$ 805.000 (-5,34%).

Dari sisi impor menurut komoditas utama, ujar Suhaimi, nilai impor terbesar pada April 2017 berasal dari golongan mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$ 53,42 juta, diikuti golongan bahan bakar mineral sebesar US$ 48,26 juta, mesin/peralatan listrik US$ 33,46 juta, ampas/sisa industri makanan US$ 25,60 juta, plastik dan barang dari plastik US$ 25,59 juta.

Kemudian, jika dilihat perkembangannya terhadap Maret 2017, kenaikan nilai impor terbesar April itu terjadi pada golongan mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$ 14,37 juta (36,80%), disusul gandum-ganduman US$ 11,55 juta (203,15%).

Sedangkan penurunan nilai impor terbesar terjadi pada golongan pupuk sebesar US$ 4,09 juta (-18,71%), diikuti golongan bahan bakar mineral sebesar US$ 2,32 juta (-4,58%).

"Dari total impor Sumut pada April sebesar US$ 369,69 juta itu, impor bahan baku/penolong memberikan peran terbesar, yaitu sebesar US$ 170,65 juta atau 46,16%, kemudian barang konsumsi sebesar US$ 107,13 juta atau 28,98%, dan impor barang modal sebesar US$ 91,91 juta atau 24,86%," jelasnya.