LABUHANBATU - Keluarga korban kekerasan terhadap anaknya oleh sesama santri di Ponpes Darul Mursyid, di Sidapdap Manosor, Kecamatan Daipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan, kecewa dengan pernyataan yayasan pondok pesantren melalui Divisi Humas dan Pemasaran Asep Safa'at Siregar beberapa waktu yang lalu.

Menurut ayah Chandra Winata Dermawan, Rinaldi, sepertinya pihak yayasan tetap berkilah atas semua peristiwa kekerasan di lingkungan asrama PDM.

"Kalau masalah membantah untuk sebutan kakak senior di Asrama itu bukan pokok permasalahan yang paling utama, toh juga anak saya (Chandra Winata Dermawan) sudah menjadi korban kekerasan oleh sembilan orang kakak kelasnya dan meninggalkan bekas, bahkan mengalami pergeseran tulang pada bagian lengan tangan kanannya sampai tidak dapat mengikuti ujian tertulis," ungkap Rinaldi, Selasa (6/6/2017).

Apalagi Rinaldi menjelaskan, kalau pernyataan pihak yayasan bahwa Chandra mengikuti ujian secara tertulis itu kurang tepat dan pembohongan publik.

"Bagaimana korban mau mengikuti ujian, sedangkan tangan kanannya tidak bisa menulis, tapi kalau pihak yayasan menyatakan anakku Chandra duduk dan hadir di kelas pada saat ujian, itu baru benar," sanggahnya.

Seharusnya, sambung Rinaldi, pihak yayasan bukan disibukkan dengan pernyataan
bantahan di media, akan tetapi bagaimana solusi permasalahan ini agar segera  selesai dan memperbaiki sistim manajemen dan pengamanan di asrama.

"Terkait persoalan hak jawab yang dilayangkan pihak yayasan, saya sadar dan waras dalam setiap ucapan yang saya sampaikan ke wartawan www.gosumut.com Fendry Nababan, adalah ucapanku yang sebenarnya. Jelas kejadian itu dilakukan oleh sesama santri yang sedang belajar di PDM," katanya.