MEDAN-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi mengatakan, nilai ekspor Sumatera Utara (Sumut) pada April 2017 menurun 6,66% dibandingkan bulan Maret 2017, menjadi US$775,84 juta. Namun, bila dibandingkan dengan April 2016, nilai ekspor Sumut April itu itu naik 24,73%.

Dia mengatakan ekspor produk dari berbagai sektor mengalami penurunan pada April 2017. Ekspor produk yang berasal dari sektor pertanian turun terbesar yaitu US$41,08 juta, kemudian sektor industri US$14,04 juta, sektor pertambangan dan penggalian turun US$57.000. "Sedangkan sektor minyak dan gas tidak ada ekspor," kata Syech Suhaimi dalam paparannya di Kantor BPS Sumut Jalan Asrama Medan.

Dia menyebutkan peningkatan terbesar ekspor Sumut April 2017 terhadap Maret 2017 terjadi pada golongan berbagai produk kimia sebesar US$9,70 juta atau 15,16%, disusul bahan kimia organik sebesar US$3, 06 juta (7,62%), ikan dan udang US$2,55 juta (11,69%).

Sementara penurunan nilai ekspor terbesar terjadi pada golongan karet dan barang dari karet sebesar US$47,78 juta atau 25,82%, kemudian tembakau US$9,87 juta (31,51%), serta sabun dan preparat pembersih sebesar US$6,65 juta (27,84%).

Berdasarkan negara tujuan utama, sebut Suhaimi lebih lanjut, adalah sekitar 35,43% komoditas ekspor dari Sumut dipasarkan ke kawasan Asia di luar ASEAN. Negara Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan India merupakan pangsa ekspor terbesar bagi Sumut, masing-masing sebesar US$91,07 juta, US$67,47 juta, dan US$61,17 juta.

Negara utama lainnya yang juga mempunyai pangsa ekspor besar bagi Sumut yaitu Jepang dengan nilai ekspor sebesar US$55,12 juta, Pakistan US$34,24 juta, Mesir US$31,42 juta, Belanda US$27,09 juta, Spanyol US$25,37, Rusia US$20,32 juta, dan Kamboja sebesar US$18,68 juta.

Selama bulan April 2017, tambahnya, sebanyak lima negara tujuan utama mengalami peningkatan nilai ekspor. Peningkatan terbesar terjadi pada ekspor ke negara Mesir sebesar US$15,96 juta (103,19%), diikuti Pakistan US$11,62 juta (51,40%), India US$6,06 juta (10,99%), Jepang US$4,80 juta (9,54%), dan Belanda US$3,74 juta (15,99%).

Di sisi lain negara tujuan utama yang mengalami penurunan nilai ekspor terbesar adalah Tiongkok sebesar US$42,25 juta (38,51%), diikuti Kamboja US$7,81 juta (29,47%), AS US$7,31 juta (7,43%), Spanyol US$6,23 juta (19,71%), dan Rusia sebesar US$1,24 juta (5,74%). "Secara keseluruhan, pada bulan April 2017, ekspor ke sepuluh negara tujuan utama mengalami penurunan sebesar 4,98% dibanding bulan Maret 2017," katanya.

Pengamat ekonomi Sumut Vincent Wijaya mengatakan penurunan nilai ekspor Sumut pada April tersebut adalah sesuatu yang wajar. Dia menilai penurunan itu tidak menggambarkan kinerja negatif ekspor Sumut. Naik turun dalam beberapa bulan kinerja ekspor, adalah cermin dari dinamisnya pasar global.

Menurut Vincent, yang menjadi masalah adalah ketika penurunan terjadi berulang-ulang dan dengan nilai yang cukup besar. Untuk itu, eksportir Sumut harus juga sigap membaca tren perekonomian global dan memahami komoditas apa sebenarnya yang dibutuhkan dunia.