KISARAN-Diwarnai suara tembakkan ke udara, sepasukan polisi dari Satreskrim Polres Asahan akhirnya berhasil memboyong 3 mesin jackpot, beserta pemilik dan seorang pemain.

Kasat Reskrim Polres Asahan AKP Bayu Putra Samara S.IK melalui Kanit Ekonomi Iptu Agus Setyawan S.IK menerangkan, timnya diteriaki rampok saat akan membawa Mentari (24), pemilik warung sekaligus penyedia mesin jackpot, serta seorang pemain bernama Ali Imran Chaniago (38), keduanya warga setempat.

“Saat kedua pelaku beserta barangbukti mau kita bawa ke Mapolres Asahan, ada warga yang meneriakki kita rampok. Jadi memang agak panas situasi semalam bang,” terang Agus Setyawan didampingi Kanit Jahtanras Ipda KhomainiS.

Beruntung, ditengah suasana mencekam, emosi warga yang sempat tersulut berangsur-angsur reda usai diberi pengertian dan pengarahan.

“Kita jelaskan kalau kita hanya menjalankan tugas. Info itu juga dari masyarakat setempat. Untuk pelaku Mentari kita kenakan pasal 303 ayat (1) ancaman 10 tahun sementara Ali Imran kita jerat pasal 303 subs 303 bis ancaman hukuman sekitar 7 tahun penjara,” akhir Agus.

Ditambahkan Ipda Khomaini, awalnya, malam sekitar pukul 19.30 WIB, pihaknya mendapat sms dari salah seorang warga yang menyebut disekitaran pajak pagi bagan asahan ada beroprasi mesin jackpot, di warung jus milik Mentari.

“Usai dapat sms, kita langsung diperintahkan Kasat untuk lidik ke lokasi malam itu juga. Ternyata benar, dalam warung yang berada di areal lapangan futsal kita mendapati 3 mesin jackpot beserta seorang pemain. Namun saat mau kita bawa, kita sempat dihadang warga. Malah untuk memecah kerumunan warga kita sempat melepaskan tembakkan ke udara,” timpal Khomaini di Mapolres Asahan.

Sementara itu, Mentari, pemilik warung sekaligus penyedia mesin jackpot terkesan menutupi siapa pemilik mesin jackpot tersebut. Hanya saja, dari mulut wanita bertubuh kecil ini sempat mengaku dirinya hanya dititipkan oleh seseorang kenalannya bernama Yus, 2 bulan lalu.

“Barunya itu, punya si Yus, aku cuma dapat 20 persen. Bongkarnya seminggu sekali,” ucapnya singkat dengan logat melayu kental. “Aku cuma nunggu sahur aja bang. Udah mau lebaran ketangkap pula,” timpal Ali, pria beranak satu yang seharinya sebagai nelayan ini.