MEDAN - Seorang pelaku usaha industri perkayuan, Natanael yang hadir sebagai narasumber pada Agenda Progress Pelaksanaan SVLK dan Lisensi FLEGT di Jalan SM Raja Medan, Selasa (30/5/2017) mengaku kalau selama ini perusahaannya selalu mendukung kehadiran sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK), yang selalu berakhir dengan keberhasilan Indonesia menjadi penerbit lisensi Forest Law Enforcement Governance and trade (FLEGT) paling pertama. "Dengan adanya lisensi FLEGT, produk perkayuan termasuk furniture dari negara kita kini memiliki nilai kompetitif lebih besar," akunya.

Sebagai perwakilan dari PT Samawood Utama ini, dirinya juga meminta agar semua pihak menyadari bahwa terdapat berbagai faktor lain ikut menentukan daya saing sebuah produk seperti desain, mutu, serta persaingan industri. Vietnam dan malaysia kerap dilihat sebagai pesaing Indonesia terbesar dalam bidang furniture.

"Sesungguhnya, negara-negara asia tengah berlomba-lomba untuk menyamai standar yang telah ditetapkan oleh Indonesia, dan kini berancang-ancang untuk menandatangani sekian perjanjian untuk menyusul Indonesia," tandasnya.