MEDAN - Memasuki awal bulan Ramadhan 1438 Hijiriah, harga kebutuhan pangan sempat merangkak naik. Sejumlah harga kebutuhan pangan tersebut diantaranya ikan laut, daging sapi dan sayuran. Menurut Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, berdasarkan pantauan tim di lapangan harga ikan laut dan daging sapi sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Untuk jenis ikan dencis sempat meroket hingga Rp35 ribu per kg. Begitu juga dengan harga daging sapi hingga Rp130 ribu per kg.

Akan tetapi, sambungnya, pada hari ini (kemarin, red) harga daging sapi sudah mengalami penurunan dan kembali normal di kisaran Rp110 ribu hingga Rp120 ribu per kg. Namun, ada sejumlah pedagang yang masih menjual seharga Rp130 ribu per kg.

“Pasokan yang sudah mulai melimpah membuat harga daging sapi berangsur mengalami penurunan. Hal ini tentunya menjadi kabar baik bagi konsumen maupun para pedagang. Sebab, sebelumnya mulai mengeluhkan mahalnya harga daging sapi,” ungkap Gunawan, Senin (29/5/2017).

Diutarakan dia, tak hanya daging sapi, pedagang kembali mengeluhkan mahalnya harga pangan holtikultura seperti sayur-mayur. Sejumlah barang tersebut cukup langka dan mahal harganya.

Namun demikian, kenaikan harga sayur-mayur ini relatif tidak begitu dikhawatirkan. Kemungkinan hanya akan berlangsung dalam jangka pendek. Sayur-mayur yang berpotensi mengalami kenaikan adalah seperti sawi hijau, kacang panjang, bayam dan beberapa jenis lainnya.

“Beberapa komoditas sayur-mayur ini memang menjadi keluhan konsumen saat awal ramadhan, dan memang pada umumnya kerap terjadi. Sayuran yang kerap langka di saat ramadhan dan lebaran itu memang terjadi secara musiman,” sebut Gunawan.

Dia mengemukakan, sayuran dari dataran rendah yang paling besar menjadi penyumbang mahalnya harga saat ini. Karena sebagian petani muslim dan pedagang muslim menghentikan aktifitas di awal ramadhan untuk sementara. Selanjutnya harga akan kembali normal.

“Di lebaran nantinya juga tidak akan jauh berbeda. Beberapa jenis sayuran yang dihasilkan dari daratan rendah cenderung mengalami kenaikan, bahkan bisa naik hingga 4 kali lipat. Meski demikian, secara keseluruhan tidak mengkhawatirkan. Di saat perayaan hari besar, masyarakat kita cenderung mengkonsumsi protein dan tidak begitu mementingkan sayuran. Selain itu sejumlah pengusaha rumah makan juga kerap menghentikan aktifitas dagangannya di awal ramadhan dan disaat lebaran. Sehingga permintaan akan sayuran menurun sangat tajam, yang membuat petani menyesuaikan persediaan, bahkan tidak sedikit yang berhenti melakukan aktifitasnya sementara,” paparnya.