MEDAN-Sebagai satu aset sejarah, mesjid yang terletak persis di sebelah PDAM Tirtanadi Sunggal ini luput dari perhatian pemerintah.

Imam Masjid, Ashar Pulungan mengeluhkan perhatian pemerintah yang tergolong minim. "Ini kan salah satu warisan sejarah, harusnya diperhatikan juga, jangan hanya mesjid yang ada di lokasi strategis saja," ujarnya.

Menurut Ashar, masjid yang dibangun lebih dari seabad yang lalu ini menyimpan cerita perjalanan sejarah yang panjang.

"Mesjid ini menjadi pusat perlawanan yang di pimpin Datuk Badiuzzaman Surbakti terhadap pemerintahan Belanda oleh rakyat Sunggal," ungkapnya.

Bagi Ashar, proses pembangunan mesjid ini tergolong unik. Pembangunan dinding dan tiangnya menggunakan putih telur sebagai perekat.

"Dulu sebelum dindingnya ini dikramik, kalau kita gesek sedikit terkupas," jelasnya.
Ashar berharap pemerintah mengambil andil dalam pemeliharaan masjid ini, tanpa merubah bentuk asli masjid tersebut.

"Pak Gubernur dan Pak Walikota, sebaiknya sering ke sini. Kebetulan beliau-beliau orang Melayu asli, yang seharusnya punya ikatan yang kuat dengan masjid ini," katanya.

Ashar menjelaskan, orang-orang yang datang untuk beribadah ke masjid tersebut, berasal dari kantoran dan juga ada yg berasal dari luar kota.

"Mereka mungkin baca koran, lihat internet, tentang sejarah mesjid ini, sehingga mereka berkunjung ke mari," jelasnya.