MEDAN–Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Nahdlatul Ulama (NU) menggelar Diskusi Publik “Melawan Intoleransi & Radikalisme” (menyikapi situasi kebangsaan terkini), di Hotel Danau Toba Internasional Medan.

“Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan konsep yang sudah final dan harus dipertahankan,” kata Ketua Pengurus Nasional Perkumpulan Senior (PNPS) Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Bernard Nainggolan, pada diskusi publik yang menghadirkan narasumber Ketua Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumut Drs Afifuddin Lubis, MSi, Prof Dr Robert Sibarani (Direktur Pascasarjana USU), Pdt Dr Martin Lukito Sinaga (Dosen STT Jakarta), Sahat Sinurat, ST,MT (Ketua Umum PP GMKI), dengan moderator Jahartap Pasaribu,ST,MT.

Dalam kondisi krisis saat ini, kata Bernard Nainggolan, dibutuhkan dialog dalam bangsa ini. “Kita memang lahir dari sebuah perbedaan, jadi perbedaan itu adalah suatu keniscayaan. Persoalan penyeragaman itu justru tidak relefan, kalau ada fikiran dari yang berbeda bahwa Indonesia harus diseragamkan, itu adalah mengingkari kodratnya Indonesia. Kodrat Indonesia adalah keberagaman, bukan dari sesuatu yang seragam kemudian terpecah-pecah, dan seragam lagi tidak begitu,” ujarnya.

Sementara itu, Dr RE Nainggolan MM menyebutkan dengan kemajuan teknologi dunia menjadi tidak ada batas. Menjadi tantangan belakangan ini, di satu sisi teknologi khususnya yang berbasis jaringan internet saat ini mendorong pembangunan semakin cepat, namun disisi lain juga menjadi pemecah dan merobek batas yang semakin tajam antara satu dengan yang lainnya.

“Pemberitaan lewat media sosial yang begitu cepat dan menjangkau semua kalangan justru dapat mengakibatkan retaknya kebhinnekaan,” kata RE Nainggolan, seraya berharap semua pihak harus turut waspada terhadap ucapan kebencian, yang bisa merusak suasana kebhinnekaan, yang sesungguhnya tidak perlu diragukan lagi di tengah-tengah bangsa ini.

Anggota Wali Amanat USU ini, mengajak seluruh peserta diskusi bahkan siapa saja untuk bersikap arif dalam menyikapi kondisi saat ini. Kalau menemukan ungkapan kebencian di media sosial atau di keseharian jangan langsung terprovokasi dan turut menyebarluaskannya, tapi melainkan meredamnya.

“Kita harus mulai dari pribadi ke pribadi, karena kita tidak bisa memandang sebuah kelompok dengan pandangan yang sama. Saya sebagai penganut Kristen sangat menghormati bapak Afifuddin Lubis, dan saya yakin demikian sebaliknya, kami sudah sejak lama berteman,” tuturnya.

“Generasi muda lewat GMKI harus mampu menjadi solusi, bukan menjadi bagian dari masalah. Sebab, orang yang membiarkan kejahatan, ikut serta menyuburkan kejahatan itu sendiri,” kata RE Nainggolan.

Sebelum diskusi dimulai, lebih dahulu dilakukan pengukuhan Pengurus Daerah Perkumpulan Senior (PNPS) Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sumut oleh Penasehat Yassona H Laoly yang diketuai Drs Murbanto Sinaga MA.