JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mendukung wacana penambahan kursi pimpinan MPR. Akan tetapi, dia tidak ingin kursi pimpinan MPR ditambah menjadi 11 kursi. Ditambahnya pimpinan MPR menjadi 11 kursi dinilai akan memicu penilaian buruk dari masyarakat dan dunia internasional.

"Nambah saya setuju, tapi kalau sebelas jangan begitu dong, emang mau main bola?" kata Zulkifli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (26/5/2017).

Zulkifli memahami, substansi awal penambahan adalah mengakomodir PDIP untuk mendapatkan jatah pimpinan DPR dan MPR. Namun, apabila usulan menambah 6 pimpinan MPR menjadi 11 kursi tidak masuk akal. 

"Kita prinsipnya setuju penambahan itu, mungkin ditambah lagi sedikit, saya kira enggak ada soal. Tapi kalau sebelas itukan bayangkan pimpinan MPR DPR 22, enggak usah bikin tim PSSI lagi kita," tegasnya. 

Dia menepis argumentasi soal penambahan itu agar pengambilan keputusan menjadi lebih mudah. Pengambilan keputusan di MPR dengan komposisi 11 pimpinan justru dianggap akan menjadi lebih sulit. 

"Itu kan untuk ambil keputusan sulit. Kalau banyak bukannya makin tambah sulit, jadi yang bener lah kalau alasan," pungkas dia. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Firman Soebagyo mengatakan, pembahasan wacana penambahan kursi pimpinan DPR, MPR dan DPD dalam RUU MD3 terus berlangsung dinamis. Saat ini, muncul usulan baru agar pimpinan MPR ditambah 6 menjadi 11 kursi, sementara DPR ditambah 2 menjadi 7 kursi dan DPD ditambah 2 menjadi 5 kursi. 

"Masih dinamis, ada juga usulan bahwa pimpinan DPR ditambah 2, MPR ditambah 6, terus kemudian pimpinan. DPD ditambah 2. Jadi ini berkembang terus, jadi ini dinamis," kata Firman. 

Firman menyebut pihaknya belum menentukan peruntukan 6 kursi tambahan pimpinan MPR tersebut. Baleg juga tidak akan menunjuk fraksi-fraksi partai di DPR yang akan mendapatkan jatah kursi pimpinan MPR. 

"Belum, 6 itu belum tahu buat siapa. Kita tidak akan menunjuk dari fraksi-fraksinya tapi kita akan bikin regulasinya saja. Masalah itu kan ada mekanismenya," terangnya. ***