MEDAN -  Konflik antara harimau sumatera (Phantera tigris sumatrae) dengan warga terjadi di Labuhan Batu Utara. Satu individu satwa yang dilindungi itu mati ditombak warga. Harimau jantan yang diperkirakan masih berusia 5 atau 6 tahun itu ditombak warga saat masuk ke Dusun Indah, Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas, Kamis (25/5/2017). Si belang muda ini diduga sudah terlihat di kampung itu sejak 2 hari sebelumnya, hingga warga berjaga di sana.

"Ya ini, masuk kampung, bingung dia. Menurut masyarakat, harimau ini ngejar-ngejar bebek. Jadi masyarakat tadi merasa ketakutan, karena ini harimau ada yang menombak," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Kisaran BKSDA Sumut, Zainuddin, Jumat (26/5/2017).

Setelah mati ditombak, bangkai harimau malang itu dikubur masyarakat. Beredar laporan sejumlah bagian tubuh satwa itu hilang.

Saat petugas berwenang ingin mengambilnya, sempat terjadi perdebatan alot dengan warga.

"Tapi di lapangan tadi kita alot dengan masyarakat. Masyarakat minta buat adat di sana, tapi kita tidak punya biaya untuk itu. Kita tegaskan tadi ini dilindungi undang-undang, baik mati maupun hidup," sebut Zainuddin.

Setelah perdebatan yang alot, Kapolsek Aek Natas datang ke lokasi. Begitu pula dengan Danramil setempat. Setelah negosiasi, petugas dapat membongkar kuburan harimau itu dan membuat serah terima untuk membawa bangkainya ke Mapolsek Aek Natas.

Zainuddin mengatakan, harimau muda itu tidak pernah mengganggu manusia. Hanya bebek dan ayam warga yang dimakannya.

Warga diduga membunuh harimau itu karena takut. "Karena dia masuk kampung, jadi mereka takut. Kalau kabarnya dia ini tidam mengganggu manusia," jelas Zainuddin.

Belum ada warga yang diperiksa pihak berwenang. Mereka masih berkoordinasi dan membawa bangkai harimau itu ke kantor BKSDA di Medan.

Selama ini, tak banyak laporan mengenai harimau masuk ke kampung di Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Sumut. "Jarang masuk ke kampung. Selama saya tugas di sini setahun, yang langsung begini hanya di Desa Terang Bulan. Memang kabarnya ada harimau makan kambing, tapi tidak terbukti. Ada tapak harimau, kita turun ke masyakarat," jelas Zainuddin.

Populasi harimau sumatera di Pulau Sumatera kini dalam status kritis. Diperkirakan tersisa 300-an individu yang hidup di habitat aslinya.