JAKARTA - Tim angkat besi Indonesia meraih hasil cukup bagus saat berlaga di Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan, 12-22 Mei lalu. Merekai menyumbangkan 3 emas dan 4 perak dari total medali Indonesia di ISG 2017, yaitu 6 emas, 29 perak, 23 perunggu.

PB Persatuan Angkat Besi dan Berat Seluruh Indonesia (PABBSI) menghargai pencapaian itu. Mereka memberikan bonus total sekitar Rp 500 juta. Bonus itu dibagikan merata untuk para atlet dan ofisial. Penyerahan bonus tim angkat besi ISG 2017 dilakukan pada Jumat 26 Mei di Jakarta. 

"Saya tidak pernah menjanjikan di awal karena saya tidak ingin itu menjadi dorongan atlet untuk berprestasi. Saya ingin menanamkan Merah Putih adalah yang utama dan mentalitas juara dan mentalitas untuk berjuang lah yang ingin kita bangun," kata Rosan Perkasa Roslani, Ketua Umum PB PABBSI dalam penyerahan bonus tersebut. 

Rosan menambahkan bahwa dia merasa perlu memberikan bonus, setelah dalam sebuah kesempatan bertemu dengan Guernur Sumsel, Alex Noerdin, yang juga Ketua Kontingen Indonesia di ISG 2017. 

"Saya bertemu Pak Alex pada Selasa lalu dalam sebuah acara di Palembang. Beliau menyampaikan terima kasih karena angkat besi menyumbangkan setengah dari perolehan emas Indonesia di ISG 2017. Jadi saya pikir sangat pantas kalau diberi penghargaan," imbuh Rosan. 

Eko Yuli Irawan, lifter andalan Indonesia yang menyumbangkan emas di kelas 62 kg putra, menyatakan rasa syukurnya atas bonus ISG 2017. 

"Kami para atlet tahunya latihan dan bertanding. Selebihnya, itu urusan pelatih, manajer, dan pengurus. Saya berterima kasih dan bersyukur atas bonus ini. Bagaimanapun juga, kami butuh motivasi untuk terus berprestasi karena angkat besi bukan olahraga hobi," ujar Eko. 

Tiga emas ISG 2017 dihasilkan Eko Yuli Irawan (62 kg putra), Sri Wahyuni (48 kg putri), dan Surahmat Wijoyo (56 kg putra). Sedangkan medali perak diraih Dewi Safitri (53 kg putri), Acchedya Jagaddhita (58 kg putri), M Furqon (56 kg putra), dan Nurul Akmal (+90kg putri). ***