JAKARTA - Struktur panitia pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) terus diubah. Hal itu tertuang dalam Keputusan Presiden (Kepres) RI Nomor 15 Tahun 2017 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII/2018.

Dalam Keppres terbaru tersebut ditetapkan, panitia nasional Inasgoc terdiri atas dua bidang, Pengarah dan Pelaksana. Untuk Pelaksana, dibagi lagi menjadi tiga, yakni Pelaksana Inasgoc, sarana dan prasarana serta bidang prestasi olahraga.

"Mulai dari pengarah hingga bidang-bidang pelaksana memiliki tugas dan kewenangan, serta hierarki laporan pertanggung jawaban sesuai tugas masing-masing," kata Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sekaligus Ketua Inasgoc, Erick Tohir di Jakarta, Selasa (23/5/2017).

Tercatat Ketua Dewan Pengarah dijabat Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, sedangkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani menjadi Wakil Ketua. Sedangkan Bidang Pengarah memiliki tujuh anggota yang terdiri dari Ketua KOI, Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Sumatera Selatan, Gubernur Jawa Barat dan Gubernur Banten.

Untuk Panitia Pelaksana Inasgoc, Erick yang didaulat menjadi ketua akan diwakili Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Sedangkan Sekjen Inasgoc dipercayakan kepada Eris Herjanto.

Dengan adanya kepengurusan baru ini, kata Erick, pihaknya optimistis persiapan AG bakal lancar. Menurut Erick, tahun ini Inasgoc bakal fokus pada persiapan opening dan closing Asian Games.

Selain itu, pihaknya juga akan menggelar test event sebagai pemanasan sebelum AG dilaksanakan. "Panpelnya nanti dari masing-masing cabang olahraga. Dengan adanya test event bisa diketahui apa kekurangannya sehingga segera bisa dikoreksi. Apakah listrik ada kendala, airnya bersih atau tidak, panitia bisa mengetahuinya. Kita harus siap dengan hal-hal seperti ini," terangnya.

Di sisi lain, pihaknya ketakutan dengan pembangunan perkampungan atlet yang terletak di Kemayoran. Menurut dia, meski sudah sesuai skenario pengerjaan, namun wisma atlet tersebut harus tuntas beberapa bulan sebelum Asian Games digelar.

"Progres pembangunan yang dilaporkan Satgas (Infrastruktur), semua on progress. Yang membahayakan kalau perkampungan atlet itu tidak jadi, karena berimbas Asian Games tidak jadi," ungkapnya.

Sekjen Inasgoc Eris Herjanto menambahkan, pihaknya sudah mendapat kucuran dana segar Rp500 miliar dari Kemenpora. Anggaran tersebut akan dipakai untuk operasional atau kinerja kepanitiaan dalam menyukseskan Asian Games 2018. "Dana itu awalnya turun dari Kemenpora, lalu dilimpahkan menjadi DIPA Satker Inasgoc, kurang lebih dua minggu lalu. Harusnya untuk kegiatan Januari-Mei, tapi sekarang sudah Mei, jadi nanti akan diteliti lagi mana program yang akan dijalankan dan yang dihapus," katanya. ***