LANGKAT-Sengketa lahan sekolah Taman Siswa (Tamsis) di Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, terus berlanjut. Bahkan kedua belah pihak yang bersengketa yakni Jumiati (adik) dan Suwarni (kakak), masih bersikukuh menpertahan hak mereka.

Guna mencari jalan keluar yang baik dan mempertimbangkan nasib 870 pelajar yang terlantar karena tidak bisa masuk ke sekolah. Kedua belah pihak yayasan ini diundang ke kantor Dinas Pendidikan, guna mencari jalan keluar.

Dalam pertemuan tertutup di ruang Kadis Pendidikan dan Pengajaran Salam Syahputra Spd. Selain tanpa kedua saudara kandung ini yang bersiteru. Tampak juga pihak kepolisian yakni Kasat Intelkan Polres Langkat AKP Syahrial.

Pertemuan tertutup itu berlangsung hingga dua jam kedepan. Usai melakukan pertemuan, tanpak kedua kepala yayasan yang bersengketa. Sayang, saat coba dikonfirmasi kedua belah pihak enggan memberikan komentar. Sembari berlalu, keduanya meminta agar mempertanyakan permasalahan ke Kasat Intel AKP Syarial dan Kadis P dan P.

"Tanya pak kasat aja bang atau Kadis ya. Maaf, saya mau pergi dulu, nanti ya kita ngobrol," kata salah seorang kepala yayasan yang disebut bernama Suwarni.

Kasat Intelkam AKP Syarial yang sempat bertemu mengakui, kalau segala sesuai sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Dan kedua belah pihak menyetujui akan membuka sekolah untuk kepentingan umum dan anak didik.

"Sudah selesai, tadi sudah kita musawarahkan didalam. Dan mereka, baik si kakak da adiknya setuju kalau sekolah dibuka. Namun proses hukum tentang sengketa lahan tetap diselesaikan sesuai proses hukum yang berlaku," terang Syarial.

Disinggung jika masih juga ada kendala dan terjadi penggembokan saat pelajar akan masuk ke sekolah. Pihak kepolisian, menurutnya, akan melakukan pembokaran gembok secara paksa. "Untuk kepentingan umum, kita akan membuka paksa gembok jika nanti digembok lagi. Kan kasihan pelajar tidak bisa belajar kakau terjadi penggebokan pagar," tegas mantan Kanit Intelkam Polres Binjai ini.


Terpisah Kadis P dan P Salam Syahputra Spd mengakui hal yang sama. Kalau kedua belah pihak yang bertikai sudah menyetujui akan membuka sekolah. Karena untuk kepentingan umum dan mepetimbangkan untuk kepentingan pelajar yang mengemvan ilmu disana.


"Mereka sudah setuju berdamai dan membuka sekolah. Intinya permasalahan ini sudah terselesaikan dengan baik. Kita harapkan kepada kedua belah pihak yang bertikai jangan meruka proses belajar mengajar," tegas Salam Syahputra, usai melakukan pertemuan saat dihubungi via selular.