SIBOLGA-Ini sebagai laporan dan masukan buat PT Pertamina. Di Kota Sibolga, dan Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut), gas elpiji 3 kg sangat sulit dicari, kalau pun ada harganya bisa selangit.

Tabung 3 kg di sana, dihargai Rp27 dari harga sebelumnya Rp18 ribu. Kondisi ini sudah lama terjadi dan masyarakat berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan.

“Harganya rata-rata Rp25–Rp27 ribu satu tabung, itupun kalau gasnya ada,” ujar Rahmani, warga Pancuran Dewa Sibolga di salah satu tempat pengecer gas elpiji 3 kg di Jalan Ahmad Dahlan Sibolga.



Rahmani juga mengatakan, dirinya kesulitan untuk memasak akibat kelangkaan gas elpiji tersebut. “Kalau mau pakai kompor minyak (untuk memasak), sekarang sudah jarang ada yang menjual minyak tanah,” katanya.

Di tempat terpisah, Awal, seorang pengecer elpiji di Pandan Tapteng membantah kalau elpiji 3 kg langka, namun Awal mengaku permintaan elpiji subsidi itu pada bulan-bulan terakhir ini meningkat.

“Tak langka, mungkin karena permintaan yang tinggi, sementara jatah untuk kita jual masih dalam jumlah yang sama,” ujar Awal yang berharap jumlah kuota elpiji di tingkat pengecer dapat bertambah.

Sementara Anton Jumadi, pemerhati ekonomi yang juga pengusaha kuliner di Tapteng mengatakan, sulitnya masyarakat mendapatkan gas elpiji 3 kg belakangan ini, akibat kurangnya pengawasan dari pemerintah.

“Ini dampak kurangnya pengawasan (pemerintah daerah), sebab yang mempergunakan gas bersubsidi itu bukan lagi hanya masyarakat ekonomi lemah. Coba lihat, sekarang pengusaha restoran pakai gas 3 kg, mau sampai 4 – 5 tabung seminggu, jadi apalagi untuk masyarakat,” ujar Anton.

Selain menambah jumlah kuota di tingkat pengecer, pengawasan dari pemerintah daerah kata Anton, perlu ditingkatkan, agar pendistribusian gas subsidi itu tepat sasaran dan tidak terjadi kelangkaan.