MEDAN-Dalam acara kuliah umum dengan tema "Pemikiran Politik Asia Timur Memahami Politik Korea" yang dibuka oleh Khusnul Harahap selaku Ketua Departemen FISIP USU dalam membuka kuliah umum ini menjelaskan bahwa sebagai generasi penerus materi kuliah umum sangat penting untuk dipahami maupun diteliti.

"Dari berbagai negara juga telah memahami politik Korea ini, maka dari itu kita perlu pemahaman agar tidak termakan dogma yang selama ini beredar di masyarakat," ucap Khusnul sembari mempersembahkan Teguh Santosa selaku Sekjen Hubungan Persahabatan Indonesia dan Korea Utara, di Gedung Pengadilan Fisip USU.

Teguh dalam kesempatannya menyatakan tegas saat ini dirinya berada di sini bukan sebagai wakil Korea Utara melainkan sebagai pembicara yang menjelaskan tentang Korea Utara kepada mahasiswa. "Saya tegaskan, saya berada di sini bukan untuk mau pro pihak Korut, saya di sini sebagak pembicara yang ingin menjelaskam kepada mahasiswa tentang Korut agar mahasiswa memahami akan sistem yang dianut negara mereka," jelas Teguh.

Dirinya menekankan mahasiswa agar tidak mudah percaya dengan pemberitaan media yang meyudutkan Korea, harus kritis. "Iya harus kritis, harus dicerna dan disaring terlebih dahulu. Sebagai contoh selama ini media gencar memberitakan tentang Kim Jong Un sebagai diktator, tapi harus kita lihat faktanya kalau dia diktator bagaimana mungkin warga sangat sayang dengan dirinya, bukan dipaksakan, seperti halnya masalah nuklir pihak Korut yang gencar diberitakan media, saya konfirmasi kepada pihak Korut, pihak Korut bilang ini masalah dilema, kenapa mereka (negara lain bisa) sedangkan kami tidak? itu yang menjadi masalah.

Ketika ditanyakan lebih mudah mana antara Korut dan Korsel untuk memahami kebijakan politiknya, Teguh menjawab.

"Menurut hemat saya jauh lebih mudah memahami kebijakan politik Korut daripada Korsel. Karena korut relatif stabil, karena kebijakannya hampir sama dari pemimpin-peminpin terlebih dahulu," ucapnya

Saat ditanyakan apakah Korut memahami paham komunisme, dirinya menjawab bahwa Korut itu berpaham sosialisme.

"Korea Utara tidak pernah mengatakan negaranya berpaham komunisme, tapi sosialisme. Soalnya pengertian sosialisme kita bisa memiliki atau mengclaim suatu barang, Seperti tanah, ternak. Harta. Beda dengan komunisme." jawabnya

Saat disinggung tentang kebebasan warga disana, seperti malam tidak boleh keluar, akses internet tidak ada, potongan rambut. Teguh menjawab

'Setelah saya saksikan sendiri, ini hanya dogma untuk menjatuhkan Korut, itu tidak benar, seperti malam tak boleh keluar memang warga disana yang ingin seperti itu. Akses internet ada kok," jawabnya

Selain Sejken Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea, Teguh Santosa di FISIP USU memberikan materi tentang politik di Asia Timur yang menjadi mata kuliah baru pada Departemen Ilmu Politik FISIP USU.

Acara juga dihadiri dalam kuliah umum tersebut Sekretaris Departemen Ilmu Politik FISIP USU Khusnul Harahap, Ketua PWI Sumut Hermansyah dan dosen Ilmu Politik Aidil Arifin. Kuliah ini diikuti puluhan puluhan mahasiswa terutama dari jurusan Ilmu Politik FISIP USU.