MEDAN - Diruang Rindu 2 RSUD H Adam Malik,  Kinara (4) tampak tertidur digendongan neneknya Susiani, yang ditemani buleknya Rosmiati. Pasca menjalani operasi di kepala, kondisi kesehatan korban selamat dari pembunuhan satu keluarga di Lingkungan 7 Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli ini sudah mulai membaik.

Menurut tim medis yang merawat Kinara, masa pemulihan kurang lebih 10 hari dan kemudian akan kembali dirawat di RS Bhayangkari. Namun, saat ini bocah yang menyaksikan keluarganya dihabisi secara kejam oleh Andi Lala dan dua rekannya itu membutuhkan dampingan psikologis. Untuk kebutuhan ini, Tim Penggerak PKK Sumut akan terus melakukan pendampingan psikologis secara intens kepada Kinara.

“Setelah kita jenguk pasca dia operasi, Kinara saat ini yang paling dibutuhkannya adalah pendampingan secara psikologis. Sebab, setelah kedua orangtuanya tiada begitu juga abang dan kakak kandungnya, tentu ini sangat berat bagi Kinara, belum lagi trauma yang dialaminya tentu akan sulit dihilangkan, makanya dia sangat membutuhkan pendampingan psikologis,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Sumut, Evi Diana Sitorus, didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Sumut, Nurlela beserta anggota tim Penggerak PKK Sumut, usai menjenguk Kinara di ruang Rindu B RSUD H Adam Malik, Senin (17/4).

Untuk itu kata Evi, pihaknya akan melakukan dampingan psikologis secara intens dan berkelanjutan untuk mengembalikan semangat Kinara. “Pendampingan psikologis ini akan kita lakukan secara terus menerus, saat ini dia kan masih dalam proses pemulihan, setelah beberapa hari nanti aka nada tim psikiater yang akan mendampingi Kinara, mudah-mudahan dia akan segera ceria dan bersemangat kembali,” ujar Evi.

Dijelaskan Evi, proses pendampingan Kinara ini dilakukan secara khusus oleh Pokja I tim Penggerak PKK Sumut. Pokja ini kata dia yang menangani kekerasan dalam rumah tangga juga anak. “Jadi di tim penggerak PKK itu ada empat pokja, pokja satu yang membidangi KDRT dan anak, pokja dua membidangi pendidikan, Pokja tiga membidangi ketahanan pangan dan pokja empat tentang kesehatan, sehingga pokja I nanti yang akan terus melakukan proses pendampingan ini bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan,” papar Evi.

Dalam kesempatan itu, Evi juga menyebutkan bahwa dirinya hadir menjenguk Kinara tepat dalam momen peringatan HUT Pemprovsu ke-69. Menurut dia, hal ini merupakan salah satu bentuk kepedulian tim penggerak PKK Sumut terhadap kondisi Kinara.
“Sebelumnya pak Gubsu juga sudah memberikan tali asih dan menjamin pendidikannya, makanya kita lebih kepada pendampingan psikologisnya sebab memang itu yang sangat dibutuhkan Kinara,” ujarnya.

Sementara itu, kondisi Kinara sudah mulai terlihat membaik, memar di matanya juga sudah berangsur hilang dan kepalanya juga sudah tidak lagi membengkak. Menurut nenek, Susiani dan Buleknya, Rosmiati, kondisi Kinara memang sudah jauh lebih baik. Kinara sudah mau berbicara lebih banyak dan mulai bermain, meski tetap selalu menanyakan kedua orangtuanya. Namun, karena baru operasi kondisi Kinara masih rentan. “Dia sudah mulai selera makan, sukanya makan buah dia,” ujar Susiani.

Di tempat yang sama, Dirut SDM Pendidikan RSUD H Adam Malik Sumut, Dr. Fajrinur Syarani mengatakan, kondisi Kinara makin hari semakin baik dan sudah bisa bercanda. “Selera makannya juga sudah bagus, saat ini GCS nya sudah 15, GCS itu perkembangan otaknya sudah mulai ke arah normal, ini artinya sudah baik,” terangnya.

Namun memang yang saat ini dibutuhkan Kinara adalah pendampingan secara psikologis, kaerna memang kejiwaannya sangat terguncang. “Saat ini memang yang paling dibutuhkannya adalah pendampingan psikologis. Kalau kami akan terus melihat perkembangannya, kita juga membuat tim dokter dan insha allah dia akan lebih baik,” katanya. (Yeni)