MEDAN-Siapa yang akan merawat Kinara Arifah, 4, korban selamat dari pembantaian satu keluarga di Jalan Kayu Putih/Mangaan Gang Buntu, Lingkungan XI, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Minggu (9/4), terjawab sudah.


Adalah Wagiman, 66, ayah kandung Riyanto yang juga kakek dari Kinara akan merawat Kinara selepas keluar dari Rumah Sakit Bhayangkara, Medan.

“Kinara akan saya rawat sampai besar, sampai dia menikah. Mudah-mudahan saya diberikan kesehatan,” kata Wagiman saat ditemui di kediamannya yang berdekatan dengan rumah Riyanto. Tewasnya Riyanto (Kentos), 40, Sri Aryani, 35, orang tua Kirana serta saudara kandungnya, Syifa Fadilla Inaya, 13; Gilang Dwi Laksono, 8, serta neneknya Sumarni, 60, membuat Kirana menjadi sebatang kara. Bocah malang itu kini satu-satunya keturunan Riyanto yang masih hidup.

“Tinggal dia (Kinara) satu-satunya darah daging dari anak saya, Riyanto. Dialah pengantin semuanya (yang tewas),” kata Wagiman.

Saat ini kondisi Kinara memang terus berangsur membaik. Kemarin Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung menyempatkan diri membesuknya di RS Bhayangkara Polda Sumut, Medan. Dengan selimut putih menutup separuh tubuhnya, Kinara tampak tertidur pulas. Ruangan medis lantai dua tempat Kinara dirawat dijaga ketat oleh anggota kepolisian.

Ketika redaksi berkesempatan masuk ke ruang perawatan, dua wanita keluarga (bibi) Kinara terlihat tersenyum dengan penuh harapan melihat kedatangan Nurhajizah didampingi Kepala Rumah Sakit Bhayangkara AKBP dr Nyoman Edi Purnama Wirawan.

Kedua wanita itu langsung berdiri dan bersalaman dengan Nurhajizah. Nurhajizah pun bertanya kondisi Kinara. Wanita itu pun menjawab, Alhamdulillah saat ini kondisi Kinara sudah semakin baik dan ceria. Bekas memar di mata sebelah kiri Kinara perlahan menghilang. Namun, selang infus terlihat masih terpasang di bagian kaki Kinara.

Kinara juga masih setiap malam terus memanggil ayah dan ibunya. Kegelisahan dan kepedihan Kinara tertutupi karena hiburan sang bibi yang senantiasa berada di samping bocah malang ini. “Memang kalau sudah malam Kinara manggil ayah dan ibunya terus. Tapi Alhamdulillah kondisinya sudah mulai membaik sampai sekarang ini,” ujar sang bibi tadi.

Sayang, petugas medis melarang wartawan berbincang kepada sang bibi dengan alasan keluarga masih dalam keadaan duka mendalam. Selepas berbincang dengan keluarga Kinara, Nurhajizah terlihat mengelus kepala Kinara yang tertidur pulas. 

Sementara AKBP dr Nyoman memberikan keterangan medis kepada orang nomor dua di Sumut itu. Nyoman meyakinkan bahwa kondisi Kinara semakin membaik dari jam per jamnya. 

“Kita doakan semoga anak ini cepat sembuh sehingga kita tahu jalan ceritanya. Untuk sementara ini biaya-biaya perawatan, Wali Kota Medan yang tanggung. Soal hak asuh akan kami cek dulu ke keluarganya,” katanya. 


Nurhajizah meminta polisi jangan ragu-ragu menegakkan hukum. “Saya mohon aparat penegak hukum maksimal dalam memproses kasus ini. Jatuhkan hukuman maksimal supaya ada efek jera. Dan saya mohon pada Bapak Kapolda segera menangkap pelaku. Orang kalap ke mana pun perginya akan mudah melakukan hal seperti ini,” tandasnya.