JAKARTA - Sejak kecil, Hisar "The Pacman" Mawan sangat menyenangi dunia tinju.

Makanya, ketika Daud Cino Jordan melakukan kunjungan di kampungnya Kabayong, Hisar yang tidak diizinkan ibunya nekat ikut bergabung ke sasana 24/daudboxingclub.

"Saya sempat tidak mendapat restu dari almarhumah ibu untuk menekuni olahraga tinju. Tetapi, saya nekat saja," kata Hisar yang ditemui di Ardhya Garini, Halim, Jakarta, Jumat, 14 April 2017.

Belakangan ibundanya, Alm Martini memberikan restu setelah melihat penampilan Hisar di atas ring.

"Ibu sangat senang sekali saat melihat saya bertanding dan beliau ngomong ingin nonton lagi tapi tak kesampaian karena keburu meninggal," kata Hisar yang selalu ingat pesan ibunya agar jangan pernah mengeluh dan mensyukuri semua yang ada.

Kini, Hisar semakin termotivasi untuk mewujudkan mimpinya meraih prestasi dunia. Makanya, dia memilih tidak melanjutkan pendidikan usai tamat SMA. "Saya mau meniti karir di tinju profesional dan ingin menjadi juara dunia," katanya.

Dalam mewujudkan impiannya, Hisar mendapat dukungan penuh ayahnya. Dia diminta konsentrasi latihan dan tidak boleh lagi membantu usaha ayahnya dagang ikan asin.

"Saya sudah setahun berlatih di sasana 24/daudboxingclub. Ayah saya minta saya konsentrasi berlatih dan tidak boleh lagi saya mengambil ikan asin lagi dari pelabuhan. Tadinya, saya selalu mengambil ikan asin yang dibawah ayah ke pasar untuk dijual," katanya.

Putra ketiga dari lima bersaudara pasangan Toton Iskandar dan Alm. Martini yang sempat menekuni olahraga karate dan pencak silat ini bukan satu-satunya yang menjadi petinju. Abangnya, Hiar Ismansyah yang menjadi prajurit TNI?AD juga berlatih di sasana WSBC Jakarta.

Ketika disinggung mengenai sebutan The Pacman, Hisar menyebut nama itu diberikan karena dirinya penggemar berat juara dunia kelas terbang WBO, Manny Pacquiao. "Saya iti fans berat Manny Pacquiao. Permainannya luar biasa dan agresif di atas ring," katanya. ***