BANDA ACEH - Peresmian Tugu Titik Nol Islam di Barus Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara oleh Presiden Jokowi pada Jumat (24/3/2017) muncul prokontra dari kalangan masyarakat, terutama masyarakat Aceh.
 
Wakil Ketua Pemuda Pancasila Banda Aceh Muhammad Reky Nyakwang mengaku kecewa atas peresmian tersebut. Hal ini dikarenakan selama ini rakyat Indonesia mengetahui bahwa awal penyebaran Islam di Nusantara berawal dari Aceh.
 
"Sangat merasa kecewa atas peresmian tersebut, jika pemerintah menentukan titik nol atas dasar toleransi masyarakat di sana. Padahal di Aceh juga mayoritas masyarakat muslim sangat bertoleransi kepada penganut agama lain, tidak pernah muslim di Aceh mengganggu mereka sesuai dengan tuntutan syariat Islam berlaku, mereka harus dilindungi," ucapnya kepada GoAceh di Banda Aceh, Kamis (6/4/2017).
 
Bahkan menurutnya sejak zaman Aceh masih dalam kesultanan hingga saat ini toleransi itu tetap terjaga dan dibuktikan dengan pengakuan-pengakuan nonmuslim yang ada di Aceh.
 
Menurutnya dalam hal itu pemerintah harusnya benar-benar mempelajari dulu sesuai bukti-bukti ilmiah, data yang akurat sehingga tidak menimbulkan polemik di masyarakat sendiri.
 
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kekecewaan itu bukan tidak setuju daerah lain dijadikan simbol awal peradaban Islam selain Aceh, namun yang lebih penting tidak menimbulkan polemik dan melenceng dari sejarah yang ada.
 
"Jika Barus memang awal mula penyebaran Islam itu harus dibuktikan dengan sejarah Islamnya, lebih tua mana peradabannya ketimbang Aceh, dan kami harap Barus dapat membuktikan sejarahnya," tegasnya.
 
Dia mengharapkan jika Barus digelari sebagai awal penyebaran Islam, maka kedepannya Islam di Barus harus ditonjolkan.
 
"Barus harus membuktikan bahwasanya Islam di sana lebih awal, dan kami berharap semoga Islam di Barus dapat menjadi patokan untuk daerah lain dalam prakteknya sehingga masyarakat dapat menerima sejarah Islam di Barus memang yang tertua," ucapnya.