MEDAN - Sebanyak 1800 mahasiswa Unsyiah turut mengikuti khatam Al quran bersama dalam program Kampus Nusantara Mengaji di Masjid Jami Unsyiah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, yang turut melibatkan 27 Perguruan Tinggi di Indonesia pada Jumat (10/3/2017) kemarin.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa Unsyiah bersama mahasiswa dari 27 Perguruan Tinggi lainnya serentak melakukan pengajian bersama secara teleconference, yang dipimpin langsung oleh Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir yang berada di Masjid Nurul Huda UNS.

Rektor UNS Ravik Karsidi dalam teleconference-nya mengucapkan terima kasih, karena Unsyiah bersama 40 universitas lainnya telah bersedia untuk turut memeriahkan program Kampus Nusantara Mengaji.

“Dalam rangka Dies Natalies ke-41 UNS, sudah sepantasnya kita tunjukkan rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, lewat iringan doa dan harapan dalam pengajian malam ini,” ujarnya.

Ravik mengatakan, UNS juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada para hafidh quran khatam 30 juz, yang menurutnya setara dengan pemenang olimpiade internasional. Sedangkan hafal 15 juz dianggap setara dengan pemenang olimpiade nasional.

Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof.Dr. Samsul Rizal M.Eng merasa sangat bersyukur karena kegiatan Kampus Nusantara Mengaji ini mendapat respon yang cukup positif dari mahasiswa Unsyiah. Para mahasiswa ini telah hadir sejak pukul 18.00 hingga pukul 21.30 untuk mengaji bersama.

"Mudah-mudah kegiatan seperti ini bisa sering kita lakukan. Kita juga berencana akan menggiatkan kembali zikir bersama setiap bulannya,” ujar Rektor.

Rektor menegaskan, bahwa Unsyiah telah mewajibkan seluruh mahasiswanya yang muslim untuk bisa membaca al quran. Untuk tujuan tersebut, Unsyiah pun mewajibkan mahasiwanya untuk mengikuti Unit Program Pendamping Pendidikan Agama Islam (UP3AI), yang mengajarkan ilmu tahsin, aqidah, serta mengurus jenazah.

“Sekurang-kurangnya bisa mengaji yang baik, itu harapan kami. Kapan diperlukan? Suatu saat kemampuan membaca al quran ini pasti kalian perlukan. Karena kita ingin membangun mahasiswa yang jujur,” ujar Rektor.

Dalam teleconference ini, tampak hadir Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Irjen Kemenristekdikti Jamal Wiwoho, dan penggagas ESQ Ary Ginanjar. /rel