MEDAN - Rasa cintanya kepada Indonesia, tak membuat mereka yang bekerja di Gedung Juang 45 menjadi lemah. Meski hanya menerima dana bantuan sosial (bansos) dari pemerintah, tapi mereka menganggapnya sebagai biaya kelangsungan hidup. Zucharini Pane bersama rekannya sudah mengabdi puluhan tahun kepada negara, dan bekerja di Gedung Juang 45 Medan. Namun tak ada sepeserpun gaji yang mereka terima, melainkan hanya dana bantuan.

"Dana bansos yang kami terima. Tapi kami anggap sebagai gaji. Ya tidak apa-apalah, yang penting kami tulus menjaga dan kami cinta Indonesia," ucap Zucharini Pane, Rabu (15/2/2017).

Dirinya mengatakan, mereka sempat tidak menerima dana bansos, karena Gubernur Sumatera Utara tertangkap melakukan tindak pidana korupsi terhadap dana tersebut.

Gaji yang mereka terima pun juga tidak mencukupi untuk kebutuhan pribadi maupun rumah tangga mereka masing-masing. Bahkan, Zucharini Pane menyebutkan, pernah berjalan kaki dari rumah ke tempat ia bekerja, karena tidak punya uang sepersen pun.

"Sangkin gak ada lagi uang, pernah ibu jalan dari rumah sampai ke sini dek. Pasti capek. Tapi demi tugas, capek pun hilang karena saya cinta pahlawan," ucap wanita berusia 60 tahun itu.

Koleksi Gedung Juang 45 kini tinggal sedikit, lantaran banyak koleksinya sudah diambil dan ditempatkan di museum negeri di Jalan HM Joni. Hal itu juga diyakini menjadi salah satu faktor penyebab masyarakat enggan untuk datang gedung peninggalan bersejarah itu.