MEDAN - Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) yang diterima Pemerintah Kota Medan mendapat tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Penghargaan yang sudah diterima harus diapresiasi sebagai satu indikator kesuksesan Pemko Medan dalam menata perlalulintasan di Kota Medan.

"Layak atau tidaknya Pemko Medan menerima penghargaan WTN tak perlu dipertanyakan lagi. Pertanyaan yang kemudian muncul dan butuh jawaban dari diri kita masing-masing adalah, benarkah kita sudah tertib dalam berlalu lintas?" kata Wakil Rektor Universitas Methodist Indonesia Medan, Sevendy Napitupulu kepada Go Sumut, Jumat (3/2/2017).

Indikator penilaian dan pencapaian penghargaan itu, menurut Sevendy harus disosialisasikan secara transparan kepada masyarakat Kota Medan.

"Hal ini perlu dilakukan agar ke depan masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam mewujudkan budaya tertib lalu lintas," paparnya.

Kita bisa belajar dari kebaikan atau pengalaman kita dimasa lalu, kata Sevendy. Kalau memang hari ini kita belum memiliki budaya tertib berlalulintas, maka sekarang polanya bisa diubah. Mulailah untuk tertib dan mematuhi aturan-aturan yang ada.

Senada dengan David Siahaan, salah seorang fotografer yang juga warga Kota Medan menyampaikan apresiasinya terhadap Pemko Medan yang berhasil memperoleh penghargaan WTN.

"Kota Medan sudah beberapa kali mendapat penghargaan WTN, hanya saja sampai hari ini kita tidak tahu jalan mana yang mendapat penilaian tertib lalu lintas di Kota Medan," kata David.

Harapan ke depan, tambah David Siahaan Pemko Medan benar-benar dalam melakukan pembenahan di sektor lalu lintas. Penghargaan yang diperoleh menjadi motivasi bagi seluruh warga Kota Medan untuk lebih mematuhi aturan lalu lintas, dan Pemko Medan juga serius dalam membenahi rambu lalu lintas, marka jalan serta sarana lainnya yang mendukung masyarakat menjadi lebih tertib dalam berlalu lintas.