JAKARTA - Terkait ancaman Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang akan melaporkan KH Ma'aruf Amin ke Polisi, berbagai tanggapan keras kian mengalir dari sejumlah tokoh, ulama dan politisi.

Meskipun secara resmi Ahok sudah mengklarifikasi dan meminta permohonan maaf, namun berbagai ungkapan para tokoh mengaku kecewa dan marah dengan sikap Ahok.

Dari penelusuran GoNews.co, berbagai cuitan di Twitter kini ramai dengan komentar yang menyangkan dan sekaligus tidak rela ulama di lecehkan.

Seperti yang ditulis akun Kyai Kondang asal Jawa Barat, KH Abdullah Gymnastiar. "Demi Allah, tak rela KH Ma'ruf Amin, guru/orangtua kami, pimpinan MUI yang kami hormati, cintai direndahkan dan diancam siapapun," cuitnya, Rabu (1/2/2017).

Selain AaGym, cuitan kekasalan juga dilontarkan Mahfud MD. "Saya bukan tokoh NU, tapi saya warga Jam'iiyah NU sejak bayi. Saya tersinggung atas hardikan Ahok terhadap KH Ma'ruf Amin. Saya ikut protes sebagai warga NU," cuitnya.

Hal yang sama juga dilontarkan Fadli Zon, dirinya menulis, "Selain menista agama, kini menista ulama, orang seperti ini memecah belah bangsa. Heran terus saja dibekingi penguasa," tulisnya sembari memberi Tagar SangPenista.

Hal serupa juga dicuitkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, ia menulis "Basuki...Basuki... Gak paham isi Republik ini," katanya.

Berbeda dengan para tokoh diatas, Ustaz Arifin Ilham lebih panjang berkomentar di akun Facebook-nya.

Assalaamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh.

Astagfirullah, kini secara langsung kita menyaksikan ketidaksantunan Ahok dan tim pembelanya kepada ayahanda tercinta KH Maruf Amin, ulama NU kita, ketua MUI kita, ulama sepuh kharismatik negeri kita, yg kita semua sangat mencintai beliau karena Allah. Simaklah Kalam Allah ini, "Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba kami," (Fathir: 32).

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahmengatakan, "Ayat ini sebagai syahid (penguat) terhadap hadits yang berbunyi al-‘ulama waratsatil anbiya (ulama adalah pewaris para nabi)" (Fathul Bari, 1/83).

Sungguh ulama adalah pewaris para nabi, ulamalah yg melanjutkan da'wah para nabi setelah wafat, walau ulama tidak makshum, bukan tidak pernah salah, bahkan terkadang mereka terjatuh dalam kesalahan. Akan tetapi keutamaan dan kebaikan-kebaikan mereka akan menutup kesalahan-kesalahannya.

Sungguh siapapun yg mencintai Allah, Rasulullah dan para nabi, maka WAJIB MENCINTAI ULAMA.Simaklah sabda Rasulullah, "Barangsiapa memandang wajah orang alim dg satu pandangan lalu ia merasa senang dgnya, maka Allah Ta’ala menciptakan malaikat dari pandangan itu dan memohonkan ampun kepadanya sampai hari qiamat" (Kitab Lubabul Hadits).

"Barangsiapa memuliakan orang alim maka ia memuliakan aku, barangsiapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah, dan barangsiapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah Syurga" (Kitab Lubabul Hadits).

"Hendaknya kamu semua memuliakan para ulama, karena mereka itu adalah pewaris para Nabi, maka barangsiapa memuliakan mereka berarti memuliakan Allah dan Rasul-Nya" (Kitab Lubabul Hadist).

"Barangsiapa mengunjungi orang alim maka ia seperti mengunjungi aku, barangsiapa berjabat tangan kepada orang alim ia seperti berjabat tangan dgku, barangsiapa duduk bersama orang alim maka ia seperti duduk dgku didunia, dan barangsiapa yang duduk bersamaku didunia maka aku mendudukkanya pada hari qiamat bersamaku" (Kitab Lubabul Hadits).

Sungguh begitu besar keutamaan ulama, karena itulah hanya orang yg tidak beriman yg melecehkannya. Dan ingat! Kalau tidak tersinggung saat ulama dihina pasti ada penyakit di hatinya.

Ketidaksopanan Ahok semakin memperjelaskan siapa dirinya sebenarnya, jelas kebenciannya, jelas pelecehannya, dan semakin jelas tidak pantas menjadi pemimpin RT apalagi gubernur.

Alqur'an dan ulama saja berani dia lecehkan padahal dia hidup di negeri mayaritas umat Islam ini, apalagi kita orang biasa, belum berkuasa saja sudah begini kurang adab bagaimana jadi penguasa naudzubillahi min dzaalika. Mau dibawa kemana negeri yg beradab yg penuh tata krama ini...? Kini semakin ditampakkan kebusukan hatinya, dan itu hukuman Allah untuknya. Sekaligus jawaban sejuta hikmah mengapa tidak langsung ditangkap agar semua semakin jelas!.

"Tidaklah seorang pun yg menjatuhkan kehormatan para ulama dan orang-orang mu'min, kecuali Allah subhanahu wata’ala akan membongkar aib-aibnya, Allah akan melemparkannya ke dalam kerendahan, kehinaan dan rasa benci dalam hati-hati kaum mu'minin. Orang-orang yg beriman akan membencinya dan ucapannya tidak akan diterima selama-lamannya. Ini adalah (balasan) dari Allah subhanahu wata’ala" (Muhadharaat fil Aqidah wad Da’wah: 3/313).

Alllahumma ya Allah tetapkanlah kami dalam kesabaran taat dan berjuang di JalanMu sampai batas takdir yg Kau tentukan untuk kami, dan tolonglah kami dari kaum yg zholim...aamiin.

Allahumma ya Allah berilah hidayahMu pada bapak Ahok yg terus menerus menguji batas kesabaran kami...aamiin.

Allahumma ya Allah berkahilah negeri kami dg pemimpin yg bertaqwa dan mengajak kami bertaqwa kepada Mu...aamiin.

Sementara itu, pihak Ahok sendiri melalui juru bicara, sudah memberikan klarifikasi dan permohonan maaf yang diterima GoNews.co, pada hari ini Rabu (1/2/2017).

Berikut isi klarifikasi Ahok:

Saya ingin menegaskan bahwa apa yang terjadi kemarin merupakan proses yang ada dalam persidangan, saya sebagai terdakwa sedang mencari kebenaran untuk kasus saya.

Untuk itu saya ingin menyampaikan klarifikasi beberapa hal di bawah ini:

1. Saya memastikan bahwa saya tidak akan melaporkan KH Ma'ruf Amin ke polisi, kalau pun ada saksi yang dilaporkan mereka adalah saksi pelapor, sedangkan Kyai Ma'ruf bukan saksi pelapor, beliau seperti saksi dari KPUD yang tidak mungkin dilaporkan.

2. Saya meminta maaf kepada KH Ma'ruf Amin apabila terkesan memojokkan beliau, meskipun beliau dihadirkan kemarin oleh Jaksa sebagai Ketua Umum MUI, saya mengakui beliau juga sesepuh NU. Dan saya menghormati beliau sebagai sesepuh NU, seperti halnya tokoh-tokoh lain di NU, Gus Dur, Gus Mus, tokoh-tokoh yang saya hormati dan panuti.

3. Terkait informasi telepon Bapak SBY ke Kiai Ma'ruf tanggal 7 Oktober adalah urusan Penasehat Hukum saya. Saya hanya disodorkan berita liputan6.com tanggal 7 Oktober, bahwa ada informasi telepon SBY ke Kiai Ma'ruf, selanjutnya terkait soal ini saya serahkan kepada Penasehat Hukum saya. Demikian klarifikasi saya sampaikan, saya berharap klarifikasi ini dapat menjernihkan persoalan dan saya juga berharap agar pihak-pihak lainnya tidak memperkeruh suasana. ***