MEDAN - Pasca peristiwa tumbangnya pohon jenis Trembesi di areal Merdeka Walk, akhirnya Kepala Dinas (Kadis) Pertamanan Kota Medan, Zulkifli Sitepu angkat bicara. Menurutnya, pohon yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda itu sangat tidak terperhatikan.

Orang nomor satu di Dinas Pertamanan Kota Medan itu seolah berkilah dan menuding kesalahan ada pada menejemen Merdeka Walk.

"Manajemen pengelola Merdeka Walk telah salah dalam menata lingkungan. Terkhusus terhadap pohon-pohon tersebut," katanya kepada Gosumut di salah satu stand minuman di Merdeka Walk, Senin (9/1/2017).

Namun, ia menyebutkan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait soal pohon yang ada di areal titik nol Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara ini.

"Begitupun, kita akan melakukan pengecekan dengan Dinas Pertanian dan Kelautan. Terlebih soal bagaimana semestinya penataan pohon yang ada di lingkungan ini," sebut Zulkifli.

Zulkifli selaku Kadis Pertamanan mengaku sudah berulangkali mengimbau pengelola kawasan salah satu icon Kota Medan ini terkait pohon - pohon yang semestinya menjadi tanggungjawab Dinas Pertamanan. 

Namun, karena beberapa pohon itu masuk dalam wilayah Merdeka Walk, pihak pengelola harusnya lebih pro-aktif dalam melakukan perawatan. 

"Artinya begini. Ini, 'kan tadinya sudah masuk dalam Merdeka Walk. Kita sudah sering mengimbau supaya dilakukan ketentuan-ketentuan teknis. Seperti dibuat biophori, jangan disemen. Pemeliharaannya, 'kan nggak cukup dengan disiram saja," akunya. 

Sebagaimana diketahui, untuk areal Lapangan Merdeka Medan sendiri, sedikitnya ada sekitar 40 pohon Trembesi. Dari itu, diharapkan pihak terkait untuk secara rutin melakukan perawatan. Jangan ada lagi Trembesi -trembesi yang tumbang dan memakan korban.

Sebab, layaknya taman kota, sangat memerlukan adanya pohon - pohon tersebut. Di situlah diperlukan perhatian semua pihak terlebih instansi terkait. 

Informasi sebelumnya, pohon Trembesi yang tumbang telah menimpa sedikitnya lima unit mobil. Selain itu, imbas kejadian tersebut, hampir seluruh arus lalulintas di kawasan Kota Medan mengalami kemacetan. Akibatnya, petugas Kepolisian dan Dinas Perhubungan Kota Medan harus bekerja ekstra dengan melakukan rekayasa lalulintas.