JAKARTA Seorang pengungsi Rohingya baru-baru ini mengunggah sebuah gambar yang memperlihatkan seorang bayi berusia enam bulan yang tewas dengan kepala terbenam dalam lumpur sungai.

Dilansir Metro, Jumat (6/1/2016), kisah memilukan pengungsi Rohingya ini bermula ketika bayi bernama Mohammed Shohayet bersama keluarganya mencoba melarikan diri ke perbatasan Bangladesh, untuk menghindari kejaran dan penganiayaan yang dilakukan militer Myanmar.

Ketika itu Shohayet dan keluarganya ingin menyeberangi Sunga Naf di Bangladesh, menggunakan perahu. Sayangnya bocah itu terjatuh dari pangkuan orangtuanya sehingga tertinggal dari rombongan keluarganya.

Tak disangka, seorang pria yang berhasil menyeberang ke Bangladesh, menemukan bocah itu dalam kondisi meninggal dengan posisi tertelungkup di lumpur. Ia pun langsung mengabadikan momen tersebut menggunakan kamera ponselnya untuk ia sebarkan ke media sosial.

Ayah sang bocah, Zafor Alam yang selamat dalam peristiwa tersebut merasa hidupnya kini sudah tak berarti setelah ia melihat foto buah hatinya itu.

"Ketika saya melihat gambar itu, saya lebih baik mati karena tak ada gunanya saya hidup di dunia ini. Saya ingin membiarkan seluruh dunia tahu tentang kondisi kami," ucap Zafor kepada CNN.

Ia juga menceritakan bagaimana keluarga telah menjadi korban karena desanya dihancurkan tentara Myanmar.

"Di desa kami, helikopter menembakkan senjata pada kami dan tentara Myanmar juga melakukan hal serupa. Kakek dan nenek dibakar sampai mati. Desa kami pun dibakar oleh militer sehingga tak ada sedikit pun yang tersisa,'' ujarnya.

''Pemerintah Myanmar tak harus diberi waktu lagi. Jika kamu membiarkan mereka, mereka akan membunuh seluruh Rohingya," lanjutnya.

Setidaknya sekitar 34 ribu pengungsi Rohingya berhasil melarikan diri dengan melintasi perbatasan ke Bangladesh. Sementara 86 orang tewas oleh militer Myanmar.***