MEDAN - Hampir setengah penderita HIV/AIDS di Medan dari 5.360 kasus, adalah pengusaha muda. Hal itu, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg Usma Polita, karena kehidupan glamour dan gemerlap ditambah dengan kebebasan.

Jika dirunut berdasarkan rentang usia, jelas Usma, dari 5.360 penderita, 3.002 kasus diantaranya yakni berusia 25-34 tahun. "Wiraswasta itu, sebagian besar adalah pengusaha muda. Mungkin life style ya," ujar Usma, Kamis (5/1/2016).

Berdasarkan data pada layanan primer, jelas mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Medan itu, penderitanya juga diketahui bekerja sebagai PNS. Hanya saja, Usma tidak bersedia menyampaikannya. Begitu juga dengan data penderita HIV/AIDS yang di layanan skunder atau sudah tahap penanganan, Usma tidak dapat menyampaikannya.

Kasus HIV/AIDS di Medan, ujar Usma, masih menjadi fenomena gunung es. Hal ini dikarenakan pasangan penderita HIV/AIDS, yang tidak sadar telah tertular dari pasangannya tersebut. Oleh karena itu, dikatakan Usma, jika heteroseksual menjadi faktor paling tinggi terjadinya kasus HIV/AIDS, hingga ibu rumah tangga rentan tertular, dan menularkan kembali kepada bayi yang dikandungnya.

"Pada prinsipnya, masalah ini menjadi tanggung jawab bersama. Jadi penderita harus mau datang ke sarana pelayanan. Tidak perlu malu dan sekarang ada pintu khusus," ujar Usma.

Sebelumnya, Anggota Komite III DPD RI, Prof Damayanti menyebutkan, Kementerian Kesehatan RI menargetkan three zero untuk menekan kasus HIV/AIDS pada tahun 2030 mendatang. Three zero itu antara lain zero new HIV infection, zero AIDS Related Death dan zero discrimination. 

"Memang saat ini penanganan HIV/AIDS menurut saya masih kurang tajam. Namun setidaknya sudah ada niat baik dari Pemerintah," ungkap Damayanti beberapa waktu lalu.