MEDAN - Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP-PTSI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut) merupakan yang terdepan, cepat dan tanggap dalam permasalahan perpajakan di tanah air.
 
Ini dibuktikan dengan telah suksesnya ABP-PTSI Sumut melaksanakan sosialisasi Tax Amnesty yang pertama di Universitas Pancabudi Medan bulan Mei 2016 lalu dan yang kedua Sosialisasi Tax Amnesty Permasalahan Perpajakan di Yayasan Penyelenggara PTS yang diselenggarakan, baru-baru ini, di Kampus II Universitas Tjut Nyak Dhien (UTND) Jalan Gatot Subroto/Rasmi Nomor 28 Medan.
 
“Kita mengapresiasi kesuksesan acara tersebut yang dibuktikan dengan kehadiran 100 anggota ABP-PTSI Sumut dan tokoh-tokoh penting baik dari perguruan tinggi yakni Ketua Umum ABP-PTSI Pusat Thomas Suyatno, Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopetis) Wilayah I Sumut Dian Armanto, dan dari Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumut Budi Ansari Nasution,” kata Ketua ABP-PTSI Sumut OK Nazaruddin Hisyam, didampingi Wakil Ketua Ilyas M Ali, Wakil Sekretaris ABP-PTSI Sumut Salman Bin Zulam dan beberapa pengurus lainya pada acara refleksi akhir tahun ABP-PTSI Sumut di Medan, baru-baru ini. 
 
Dikatakan, kesemua tokoh ini sangat mendukung Tax Amnesty yang merupakan program pemerintah, yang intinya membangun kesadaran akan pentingnya pajak bagi pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
OK Nazaruddin menyebutkan, ABP-PTSI Sumut selalu dinamis dalam menanggapi berbagai isu yang berkembang dalam dunia pendidikan tinggi, tentunya dengan tetap berkoordinasi dengan ABP-PTSI Pusat. “Dunia pendidikan tinggi hari ini harus berubah sesuai dengan dinamika perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat berkembang. 
 
Perguruan tinggi tidak masanya lagi close oriented tetapi sudah open oriented, perguruan tinggi swasta yang tergabung dalam Kopertis Wilayah I Sumut sudah saatnya bekerjasama dengan perguruan tinggi swasta lainnya agar menjadi kuat, bersinergi untuk sama-sama mengembangkan prodi yang unggul dan membantu prodi
yang tidak lagi terpakai saat ini.” ujarnya.
 
Menurut OK Nazaruddin, inilah gunanya wadah ABP-PTSI, APTISI dan organisasi lain di bidang pendidikan tinggi, yang terus merenovasi, memilih dan memilah mana yang terbaik untuk PTS ke depan.
 
Kedepannya ujar OK Nazaruddin, persaingan perguruan tinggi tidak lagi hanya di lingkungan PTS lokal. Sebab dengan diberlakukannya MEA pada bulan Januari 2016 lalu, perguruan tinggi luar negeri juga akan masuk ke Indonesia, dengan SDM yang mumpuni, memiliki modal dan manajemen terkini yang akan menajadi tantangan ke depannya.
 
“Oleh karena itu mari kita rapatkan barisan melalui wadah ABP-PTSI, dengan saling berkoordinasi untuk kemajuan PTS kita bersama,” harapnya.