MEDELIN Pesawat Bolivia LaMia yang jatuh di perbukitan Andes, Kolombia, pada Senin, 28 November 2016 lalu disebabkan kehabisan bahan bakar.

Demikian hasil penyelidikan terbaru soal penyebab jatuhnya pesawat LaMia yang dirilis otoritas Kolombia. Jadi, kecelakaan itu murni kelalaian manusia, yakni oleh pilot, pihak maskapai dan penegak hukum keselamatan penerbangan di Bolivia.

Pilot gagal mengisi bahan bakar dalam perjalanannya menuju Medellin dan tidak melaporkan adanya kerusakan teknis akibat kehabisan bakan bakar.

“Tidak ada kesalahan teknis yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Semuanya akibat kelalaian manusia, plus faktor manajemen dalam administrasi perusahaan dan organisasi penerbangan yang dirancang oleh otoritas Bolivia. Sebab mereka membiarkan pesawat yang tidak dalam kondisi aman untuk terbang itu tetap mengudara dan membawa penumpang,” terang Menteri Keselamatan Penerbangan Kolombia, Kolonel Freddy Bonilla, seperti dinukil Sky News, Selasa (27/12/2016).

Selain faktor kehabisan bahan bakar, pesawat dengan nomor penerbangan BAE 146 Avro RJ85 itu membawa muatan melebihi kapasitasnya. Kesalahan lain terletak pada izin ketinggian penerbangan yang juga melampaui batasnya. Jarak terbang yang diizinkan seharusnya hanya 1.600 mil laut, jauh lebih pendek dari jarak antara Medellin, Kolombia dan Santa Cruz, Bolivia.

Kolonel Bonilla mengungkap, pilot yang memimpin penerbangan, Miguel Quiroga adalah wakil pemilik maskapai tersebut. Dia turut meninggal bersama 71 penumpang lain yang terdiri dari pemain tim sepakbola lokal Brasil, jurnalis dan para kru.

Direktur Eksekutif LaMia, Gustavo Vargas Gamboa sudah ditahan sejak 6 Desember. Dia didakwa telah melakukan pembantaian massal karena kebijakan-kebijakannya yang tidak mementingkan keselamatan para penumpang. Putranya, Gustavo Vargas Villegas juga dipenjara karena menyalahgunakan wewenangnya untuk mengeluarkan izin penerbangan tersebut.

Tersangka lain yang juga pemilik (co-owner) LaMia, Marco Antonio Rocha Benegas belum diketahui keberadaannya hingga saat ini. Sementara petugas menara kontrol ATC, Celia Castedo keburu melarikan diri ke Bolivia dan tengah mencari perlindungan suaka di Brasil.

Pesawat sewaan milik maskapai LaMia jatuh hanya beberapa kilometer jelang mendarat di Medellin. Burung besi tersebut mengangkut 77 orang, termasuk 19 pemain Chapocoense. Kesebalasan Negeri Samba yang sedianya terbang ke Kolombia untuk menjalani laga Final Copa Sudamericana melawan Atletico Nacional.

Semua pemain Chapocoense meninggal, kecuali tiga orang. Korban selamat lain, meliputi dua kru pesawat dan seorang jurnalis.***