MEDAN - Aksi damai anti penistaan agama jilid III menuntut Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok yang dilaksanakan hampir di seluruh penjuru nusantara berakhir aman, damai, dan tertib, mendapat pujian dari berbagai kalangan, baik  masyarakat, birokrat, politisi maupun akademisi. 

Seperti yang diungkapkan akademisi sosial politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Mujahiddin.  

Staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Politik UMSU ini mengapresiasi aksi 212 tersebut. "Kita patut untuk memberi apresiasi atas aksi 212 di silang monas dan berbagai tempat yang menggelar aksi, kemarin. Sebab, dengan massa aksi yang mencapai jutaan orang tersebut bisa terkendali dengan aman dan tertib. Ini membuktikan bahwa umat Islam itu adalah ramatan lil alamin," kata Mujahid yang ditemui di kampus UMSU, Sabtu, (3/12/2016). 

Dijelaskannya, aksi 212 yang merupakan aksi bela islam jilid III ini harus benar-benar ditanggapi serius oleh pemerintah khususnya dalam penangan proses hukum terhadap Ahok.

"Sebab, jika proses hukum tersebut tidak dilaksanakan dengan seadil-adilnya, dan tidak mampu memenuhi keinginan umat, tidak menutup kemungkinan jumlah masa yang jauh lebih besar akan hadir ke Jakarta dan juga menjalar ke daerah-daerah," jelas alumni Magister Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara (USU) ini.

Ia menegaskan, kata kuncinya sederhana. "Selesaikan proses hukum Ahok dengan adil, transparan dan cepat. Sebeb, bagaimana pun umat menunggu kepastian status hukum Ahok," tegasnya. 

Ketika disinggung soal pemberitaan miring oleh media Barat terhadap aksi umat Islam, ayah satu anak ini menyebutkan itu merupakan hal yang biasa. "Untuk pemberitaan miring yang dilancarkan oleh media luar, itu adalah hal yang wajar. Karena, tidak semua media mendukung aksi 212. Apalagi bagi banyak media yang berideologi liberal. Aksi - aksi umat islam memang selalu mendapatkan framing yang negatif," sebutnya. 

Ia menambahkan, apa yg dilakukan oleh peserta aksi pada 4/11 dan 212 dengan mengutip sampah, menjaga kebersihan dan tidak merusak tanaman adalah bukti perlawanan terhadap media yang sempat memberitakan ketidaktertiban umat Islam dalam melakukan aksi bela Islam jilid 1.

"Sekarang mereka masih mencari-cari framing yang bisa digunakan untuk tetap dapat memojokkan umat," tambahnya sembari mengatakan yang terpenting bagi umat Islam adalah mengawal proses hukum Ahok hingga selesai. Termasuk gelar perkara di persidangan yang harus diawasi.

Sebagaimana diketahui, aksi umat Islam anti penistaan agama jilid I - III yang menuntut Ahok ditangkap membahana ke seluruh penjuru negeri. Aksi tersebut berjalan aman, damai dan tertib tanpa menghilangkan substansi tuntutan yakni tangkap sang penista agama.