PADANG LAWAS - Masyarakat Kabupaten Padang Lawas khususnya desa Siolip Kecamatan Barumun memiliki industri rumahan peyek, jauh sebelum pemekaran Kabupaten Palas yakni tahun 1997.

“Peyek itu terbuat dari tepung terigu, santan kelapa, penyedap rasa, kacang tanah dan minyak goreng,” ungkap pemilik industri rumahan peyek Sulaiman kepada GoSumut Senin (28/11/2016).

Sulaiman menyatakan dengan industri rumahan peyek kecil-kecilan itu dirinya bisa mempekerjakan 4 orang. Rata-rata pekerjanya bisa membuat peyek dari 60 kilogram tepung perharinya.

“Alhamdulillah setiap pekerja saya itu bisa berpenghasilan Rp45 ribu perhari. Dengan rincian pekerja mendapat upah Rp3 ribu per kilogram dikalikan 60 kilogram perhari hasilnya Rp180 ribu dibagi empat orang pekerja,” ungkapnya.

Sulaiman juga menceritakan industri rumahan peyek merupakan ciri khas masakan Palas yang sudah turun temurun diwarisi masyarakat Palas.

“Penjualannya sampai sekarang masih tergolong sederhana, dengan sistem kanvas (titip jual) kepada pengendara roda dua. Merekalah yang menawarkan ke setiap warung-warung yang ada,” terang Sulaiman.

Kendatipun demikian kata Sulaiman, pihaknya sudah memasarkan peyek itu seluruh warung-warung yang ada di kabupaten Palas, bahkan ke Kabupaten tetangga yakni Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau.

Dia juga menyatakan pihaknya pernah menerima bantuan dana pinjamana dari Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Diskoperindag Palas tahun 2009 yang lalu sebesar Rp 25 Juta untuk pengembangan industri rumahan peyek ini.