PADANG LAWAS - Pemerintah Kabupaten Padang Lawas melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Palas melatih relawan desa tangguh bencana tahun 2016 di Aula Hotel Barumun Sibuhuan, Senin (28/11/2016).

Sekretaris BPBD Palas Jusri Hatta Halomoan melalui Ketua Panitia Drs Ali Aceh kepada Go Sumut mengatakan kegiatan pelatihan sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, PP Nomor 21 tahun 2008 tentang penyelenggraan penanggulangan bencana.

“Kemudian SK Sekretaris Utama selaku Kuasa Pengguna Anggaran BNPB Nomor: 1796 tahun 2016 tanggal 12 Mei 2016 tentang penanggung jawab kegiatan fasilitasi pemberdayaan dan pengembangan ketangguhan masyarakat dalam meningkatkan kesiagsiagaan menghadapi bencana tahun 2016,”kata Pria yang menjabat Pencegahaan dan Kesiapsiagaan BPBD Palas itu.

Dikatakan, peserta pelatihan berjumlah 60 orang, terdiri dari 30 orang relawan desa Hapung Kecamatan Sosa dan 30 orang relawan desa Hulim kecamatan Sosopan, dengan waktu pelatihan 28/11-01/12/2016.

“Tujuannya untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada anggota relawan desa tangguh bencana di desa Hapung kecamatan Sosa, dan desa Hulim kecamatan Sosopan agar lebih tanggap dan tangguh dalam penanggulangan bencana, serta mampu mengaplikasikan dan menyalurkannya di masyarakat sehingga apabila terjadi bencana dapat diminimalisir dampaknya serta cepat dalam masa pemulihannya,”ungkapnya.

Sambutan Bupati Palas H Ali Sutan Harahap yang dibacakan Asiten Pemerintahan GT Hamonangan Daulay menjelaskan Kabupaten Palas termasuk daerah rawan bencana, terutama pada musim hujan ini longsor dan banjir.

“Hal itu sesuai dengan kondisi alam Palas di aliri sungai-sungai besar dan berbukit-bukit, masyarakat juga masih banyak yang berdomisili di daerah tersebut sehingga berpotensi terkena dampak bencana alam yang dapat merugikan masyarakat dalam berbagai aspek,” terangnya.

Oleh karena itu katanya, kegiatan ini sangat disambut positif dalam upaya  penanggulangan  bencana  yang memerlukan   kerjasama   dan partisipasi   aktif   dari   semua pihak. Baik pemerintah, masyarakat, maupun media massa memiliki peran strategis.

“Perlu saudara ketahui bahwa menjadi relawan desa tangguh bencana adalah sebuah panggilan hati, sehingga segala tenaga dan pikiran yang disumbangkan untuk kegiatan penanggulangan bencana bukanlah sebuah keterpaksaan,” terangnya.

Selain itu dia juga menjelaskan bencana sosial merupakan bagian dari kehidupan manusia yang datang tanpa diduga kapan, dimana, dan bagaimana terjadinya. Oleh karena ketidakpastian tersebut banyak pihak yang kurang peduli dan tidak pernah menyiapkan diri menghadapi pasca bencana datang.

“Selain itu pendidikan dan pengetahuan mengenai bencana alam masih sangat minim apalagi sampai memahami dan menjalankan prinsip - prinsip manajemen bencana, hingga penerapan manajemen bencana dapat terorganisir dengan baik,”jelasnya.

Diterangkan, korban terbesar dari bencana adalah saudara kita yang kurang mampu, dan yang pertama-tama menghadapi bencana adalah masyarakat sendiri. Pemkab Palas perlu mengadakan pelatihan peningkatan relawan desa tangguh bencana sesuai dengan tanggung-jawab pemerintah untuk melindungi masyarakat Palas.

“Selain itu tentunya output dari pelatihan ini hendaknya dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas relawan desa tangguh bencana daerah kabupaten Palas dalam mengindentifikasi gejala psikososial korban bencana sebagai dasar pengkajian kebutuhan pasca bencana,” tandasnya.

“Mudah – mudahan sosialisasi dan pelatihan peningkatan kapasitas relawan desa tangguh bencana daerah Kabupaten Palas berjalan lancar dan optimal dalam menambah kemampuan para relawan,” terangnya lagi.