JAKARTA - Dinas Kebersihan melakukan penambahan alat berat Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Ini untuk mengoptimalkan pengelolaan TPST Bantargebang secara swakelola.

Penambahan ini ditargetkan dapat mengurai antrian dan memangkas waktu tinggal (dwelling time) truk sampah saat membuang sampah di tempat pengolahan sampah terbesar di Indonesia tersebut.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, pihaknya melakukan pengadaan sebanyak 45 alat berat untuk penanganan sampah di TPST Bantargebang. Pengadaannya mengunakan APBD Murni dan Perubahan 2016.

Rinciannya, Adji menjelaskan, alat berat berjenis Excavator sebanyak 18 unit, 14 unit Dozer, 2 unit Excavator Long Arm, 6 unit Wheel Loader dan 5 unit Refuse Compactor. "Alat berat ini menambah kekuatan 15 armada alat berat yang sebelum telah ada di TPST. Sehingga total kami mengunakan 60 alat berat di TPST Bantargebang. Semuanya sekarang sudah beroperasi," kata Adji.

Adji menjelaskan jumlah total alat berat yang digunakan unitnya saat ini sudah sama dengan jumlah alat berat yang digunakan pengelola swasta sebelumnya. Pihaknya optimistis dengan penambahan alat berat ini, maka lama antrian truk sampah di TPST Bantargebang tidak melebihi dari 3 jam, sehingga ritasi truk sampah dapat lebih optimal.

Kepala Unit Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Dinas Kebersihan, Asep Kuswanto mengatakan, alat-alat berat tersebut digunakan untuk melakukan perapihan sampah di zona titik buang, perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan TPST.

Asep mengungkapkan, unit yang dipimpinan berupaya memperbaiki mengelola TPST Bantargebang. Pemprov DKI Jakarta, kata Asep, melakukan pengambil alihan (take over) pengelolaan TPST pada Juli 2016 dari pihak ketiga,  karena sebelumnya pengelolaan TPST Bantargebang dinilai tidak optimal.

"Kami berupaya melakukan pengelolaan dengan baik seacar swakelola. Saat ini, kami  sudah melakukan penambahan alat berat, perbaikan jalan di dalam TPST, perbaikan instalasi pengelolaan air sampah, dan membangun pencucian mobil. Yang terpenting kami akan menerapkan standar sanitary landfill yang benar," kata Asep. (rls)