MEDAN - Pengamat Politik Warjio menilai secara individu Ketua Partai Golkar Setya Novanto yang diusulkan untuk menjabat kembali sebagai Ketua DPR RI, bisa mengangkat harkat dan martabat dirinya, mengingat selama ini Setnov yang pernah tersandung kasus hukum dan dinyatakan tidak bersalah. Untuk itu, kesempatan ini bisa mengembalikan nama baiknya yang sempat tercoreng.
Menanggapi rapat pleno Partai Golkar yang memutuskan Setya novanto dikembalikan posisinya sebagai Ketua DPR menggantikan Ade Komarudin yang dianggap telah menyalahgunakan wewenangnya. Menurut Warjio, hal itu tidak jadi masalah bagi partai karena sudah merupakan konsekuensi politik.
“Tetapi, bagi masayarakat, hal ini masih akan menjadi persoalan, meskipun dalam internal legislatif sudah menganggap kasus ini sudah selesai. Tetapi di mata publik ini akan semakin membuat kepercayaan terhadap para elit-elit politik semakin berkurang,” Kata Warjio kepada GoSumut, Jumat, (25/11/2016),
Menurutnya, banyaknya kasus-kasus hukum yang menjerat anggota legislatif, penanganannya terkesan tebang pilih dan diperlakukan khusus, sehingga menimbulkan krisis kepercayaan di masyarakat. Dampaknya masyarakat sekarang ini membuat sendiri ruang kekuasaan.
“Masyarakat sendiri sekarang sudah tidak percaya lagi kepada pemerintah, legislatif. Jadi ada sekarang pandangan di masyarakat membuat semacam ruang yang dikelompokkan menjadi bagian-bagian . Satu ruang bisa membentuk kekuasaan politik masyarakat, satu ruang membentuk kekuasaan antara pemerintah dan legislatif. Jadi kekuasaan itu bukan lagi representasi partai-partai saja, tetapi sekarang kekuasaan itu juga masyarakatnya sendiri. Mereka sudah bisa bersatu tanpa harus ditunggangi. Lihat saja seperti aksi 4 november 2016 yang lalu, itu murni masyarakat,” sebutnya.
Ia menambahkan, pengangkatan kembali Setya Novanto jadi Ketua DPR yakin bisa diterima semua anggota dewan, mengingat, partai-partai politik sekarang sudah banyak yang merapat mendukung pemerintah, termasuk Partai Golkar.
“Saya kira tidak tidak akan ada penolakan, itu seperti sebuah hasil konsekuensi politik antara Partai Golkar dengan penguasa. Partai Golkar memberikan dukungan ke pemerintah terkait isu-isu negatif yang sedang dialami bangsa Indonesia. Jadi saya kira meskipun masih ada sisi negatif Setya Novanto, tidak akan terlalu ada eksesnya ke dirinya, “ sebutnya.
Secara internal, kata Warjio, Ketua DPR saat ini Ade komarudin yang dianggap telah meyalahgunakan kekuasaannya, diyakini bisa diatasi Partai Golkar. Sehingga langkah Setya Novanto untuk menggatikannya tidak jadi hambatan.
“Masalah Ade Komarudin, bisa diselesaikan secara internal dan Golkar bisa mengatasi itu. Sehingga ketika jabatan itu diberikan ke Setnov, itu merupakan bagian daripada strategi pembagian kekuasaan yang ada,” katanya.
Seperti yang diketahui, Setya Novanto mundur dari posisi ketua DPR akhir tahun 2015 lalu karena tersangkut kasus ‘papa minta saham’, walau saat itu tidak ada keputusan dan sanksi dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), posisinya sebagai Ketua DPR digantikan Ade komarudin.
Kemudian Setya Novanto, menggugat ke Mahkamah konstitusi (MK) karena merasa alat bukti yang menjerat dirinya tidak bisa dipertanggungjawabkan, dan MK akhirnya mengabulkan sebagian permohonan Setya Novanto.