PADANG LAWAS-Masyarakat Kabupaten Padang Lawas usia20 sampai 44 tahun lebih banyak menderita penyakit inflensa. Penderita penyakit itu jumlahnya mencapai 1166 orang, menyusul usia 10 sampai 14 tahun sebanyak 1042 orang, kemudian usia 1 sampai 4 tahun sebanyak 1035 orang, usia 5 sampai 9 tahun 1009 orang, usia 45 sampai 54 tahun 938 orang, usia 15 sampai 19 tahun 877 orang. Usia 55 tahun  sampai 59 tahun penderita influenza sebanyak 693 orang, usia 1 bulan kurang satu tahun 627 orang, usia 60 sampai 69 sebanyak 462 orang, usia kurang 70 tahun sebanyak 70 orang, dan usia 8 sampai 28 hari sebanyak 20 orang. Secara total penyakit influenza sebanyak 8078 orang.

Demikian disampaikan Kadis Kesehatan Palas Leli Ramayulis SKM didampingi Kasi P2P Dinkes Palas Iskandar Zurkarnain kepada GoSumut Jumat (25/11/2016). Dikatakan, data tersebut merupakan hasil kunjugan masyarakat ke Puskesmas bulan November 2016 dan selanjutnya petugas puskesmas melaporkannya ke Dinkes Palas.

“Penyakit nomor dua yang paling tinggi diderita masyarakat Palas yaitu penyakit diare (termasuk tersangka kolera, red) sebanyak 5012 orang, menyusul penyakit infeksi akut lansia pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 3668 orang,”terangnya.

Penyakit nomor empat kata Leli penyakit pada system otot dan jaringan pengikat (penyakit tulang belakang, radang sendi termasuk reumatik, red) sebanyak 3745 orang, kemudian penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas sebanyak 1921 orang, menyusul penyakit keenam tertinggi Hipertensi esensial sebanyak 2920 orang.

“Tersangka penyakit TB paru juga termasuk diurutan ketujuh yang paling banyak diderita masyarakat yakni sebanyak 1698 orang, malaria tanpa pemeriksaan Lab (malaria klinis) sebnayak 1322 orang, infeksi penyakit usus lain sebanyak 1204 orang, dan kesepuluh penyakit karies gigi sebanyak 1034 orang,”ungkapnya.

Diterangkan, penyakit yang setiap bulan bahkan setiap tahunnya meningkat diderita masyarakat Palas yaitu penyakit Hipertensi, diabetes meletus (DM) atau popular disebut kencing manis, dan penderita penyakit jantung.

Sesuai hasil survey dilapangan kata Leli, penigkatan jumlah penderita penyakit masyarakat sebahagian besar berasal dari faktor makanan siap saji yang jelas ada bahan pengawetnya. Dan kemungkinan lebih banyak klesterolnya, dan hanya lebih condong kadar rasanya bila dibanding dengan kesehatannya.

“Selain itu bisa juga disebabkan akibat gaya hidup, yang dahulunya masih banyak masyarakat kita yang lebih suka berjalan kaki. Ini tujuan 10 sampai 15 meter hanya harus pakai kenderaan. Padahal kita tidak tahu dengan berjalan kaki, secara otomatis bisa memberikan gerak kesehatan tersendiri bagi tubuh kita,”ungkapnya.

Kendatipun demikian kata Leli, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi penyakit ditengah-tengah masyarakat misalnya memberikan himbauan kepada rumah makan yang setiap waktunya tidak memperhatikan hygenis makanannya, dan pihaknya juga telah membuat pos bina terpadu (Binu) disetiap kecamatan.

Kemudian kata Leli, petugas kesehatan mulai dari Dinkes sampai jejaringnya selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat  betapa pentingnya hidup sehat, dengan merubah pola pikir masyarakat harus berperan aktif didalam meningkatkan kesehatan pribadi, keluarga dan lingkungan masyarakat.

“Untuk tahun depan kita akan mengusulkan kepada Bupati Palas H Ali Sutan Harahap supaya membuat program hari bersepeda setiap minggunya bagi ASN yang akan berangkat kerja kekantor masing-masing,”jelasnya menutup.