JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, berharap tidak ada lagi pengamanan ekstra ketat yang terlihat di Kompleks Parlemen Senayan seperti beberapa waktu belakangan. Menurut dia, pengamanan yang ketat di kawasan parlemen hanya mencitrakan negara ini dalam keadaan tidak aman.

Beberapa hari belakangan, setelah pernyataan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengindikasikan ada upaya makar dalam rencana demonstrasi Aksi Bela Islam III, pengamanan di sekitar DPR terasa lebih ketat dari biasanya.

Aparat keamanan juga membuat barak-barak untuk menginap. "Saya enggak tahu, jangan mencitrakan seolah Indonesia negara tidak aman. Jangan menciptakan situasi extra ordinary atau tidak aman," ujarnya ketika ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Fahri mengaku pernah membaca sebuah buku yang mengisahkan soal negara menciptakan isu teror untuk meningkatkan anggaran pengamanan.

Terkait situasi nasional akhir-akhir ini, dia menilai isu makar yang digelindingkan pemerintah  bisa diduga untuk meningkatkan anggaran keamanan, apalagi jika nanti tidak terbukti kebenarannya. "Jangan menciptakan suasana seolah-olah ini tidak normal," tegasnya.

Dari pantauan GoNews.co di gedung DPR, ratusan aparat kepolisian memang terlihat mondar mandir disetiap sudut. Bahkan aparat dari TNI khusunya Marinir juga terlihat dibeberapa jalur masuk gedung itu.

Sementara pihak Polda Metro Jaya siang ini secara tertutup juga melakukan rapat koordinasi di Gedung Kura-kura DPR, namun sayang tidak satupun yang berani memberikan keterangan. Bahkan tidak sepert tidak biasa, para wartawan tak luput dari pemeriksaan, mulai dari tas, id card serta ketatnya liputan seperti pada pertemuan pimpinan DPR dengan Pemerintah Belanda di Nusantara V, hanya bisa dilakukan oleh para wartawan yang sudah mengantongi id card Press Room DPR.***