JAKARTA - Terkait kasus pembantaian yang terjadi di Myanmar terhadap muslim Rohingnya, PP Pemuda Muhammadiyah menganggap sudah kelewat batas dan sebuah tindakan yang tak beradab.

Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Simanjutak kepada GoNews.co mengatakan, pihaknya sangat mengutuk keras tindakan yang dilakukan militer dan pemerintah Myanmar tersebut.

"Tragedi kemanusian yang tak beradab terus berulang di Myanmar terkait dengan etnis Rohingya, sampai detik ini Myanmar yang mengaku telah mengusung demokrasi dengan tokoh peraih Nobel perdamaian Aung San Syu Kyi sebagai ikon. Pada faktanya, telah menjadi negara yang niradab, melalui pembiaran bahkan diduga dengan sengaja melakukan pembantaian terhadap etnis Rohingya," ujar Dahnil, Senin (21/11/2016) di Jakarta.

Menurutnya, Indonesia adalah negara yang mengusuang kemanusian adil dan beradab dan mengedepankan hak azasi manusia perlu bersikap terang dan Tegas terhadap Pemerintah Myanmar.

"Saya mendesak, Presiden Jokowi untuk mencabut hubungan diplomatik dengan Myanmar dan meminta duta besar Myanmar meninggalkan Indonesia segera," tegasnya.

Karena kata dia, apa yang dilakukan pemerintah Myanmar tidak mencerminkan negara beradab, dan bertentangan dengan prinsip dasar Indonesia Yakni Pancasila. "Pengusiran, Duta besar Myanmar penting dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada dunia sikap tegas Kita terhadap negara yang mengabaikan HAM dan niradab dengan melakukan pembantaian etnis," pungkas Dahnil Anzar Simanjutak. ***