MEDAN - Televisi  dapat menjadi alat transportasi kejahatan dan kebejatan moral bagi anak. Sudah merupakan fitrah, bahwa seorang anak memiliki sifat meniru, sehingga akan cenderung untuk mengikuti orang lain, baik dalam sifat, sikap maupun tindakannya. Hal ini disampaikan oleh seorang psikolog Nurussakinah Daulay,saat dihubungi GoSumut melalui pesan selular.
Menurutnya, adanya berbagai sajian program dan acara yang disiarkan di televisi misalnya, film, sinetron, musik, drama dan lain sebagainya. Dikhawatirkan adalah jika tontonan tersebut disisipi adegan dari kebejatan moral contohnya, pembunuhan, pemerkosaan, pornografi dan lain-lain.

“Tentu saja sedikit atau banyak akan ditiru oleh para pemirsa khususnya anak-anak,” tegas Nurussakinah yang juga merupakan dosen psikologi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSU.

Kemudian ia menjelaskan bahwa tayangan yang ditawarkan televisi saat ini mampu memporakporandakan jadwal waktu belajar pelajar. Karena mereka sudah terbius oleh pengaruh hingar bingar dan kenikmatan yang ditawarkan oleh berbagai macam hiburan televisi.

“Televisi dapat memengaruhi dan menurunkan prestasi belajar murid. Indikasinya adalah kehadiran televisi di tempat tinggal mereka dapat ditonton kapan saja. Hal ini didasari oleh berbagai macam acara hiburan yang ditayangkan dalam televisi yang memikat dan menggiurkan para pelajar,“ ungkapnya.

Dikatakannya, pengawasan orangtua terhadap aktivitas anak dalam menonton televisi sangat krusial. "Orangtua harus menjadi mata-mata bagi anaknya saat menonton televisi,” tutupnya.