MEDAN - Pemuda sejatinya adalah generasi penerus bangsa. Karena, di tangan pemudalah masa depan bangsa ditentukan. Pemuda sebagai agen perubahan memiliki peran penting menjadikan Indonesia dari Sabang sampai Mauroke bersatu dan akhirnya merdeka. Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia yang melibatkan arti penting pemuda kala itu. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Namun seiring perjalanan waktu, peran pemuda itu telah bergeser bahkan dapat dikatakan tergerus dan mengalami disorientasi.

"Kebanyakan disorientasi dan sebagian larut dalam pragmatisme politik yang ditularkan oleh elit," kata akademisi Sosial Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Shohibul Anshor Siregar ketika ditemui di kampus UMSU, Jalan Mukhtar Basri Medan, Jum'at, (28/10/2016).

Selain itu, lanjut Shohib, Sasaran narkoba sudah jelas akan menohok usia ini yang akibatnya baru benar - benar terasa mulai 15 tahun mendatang. "Pemerintah masih belum siuman. Belum tahu bahwa bangsa ditentukan oleh angkatan mudanya," katanya.

Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara (LHKP - PWMSU) menyesalkan Angkatan muda banyak kehilangan kesempatan mengenyam pendidikan. "Yang mampu masuk ke pendidikan yang baik sangat sedikit," sesalnya.

Alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini menilai organisasi pemuda saat ini tidak memiliki visi yang tajam. "Organisasi angkatan mudanya tidak memiliki visi yang tajam, juga kurang support oleh berbagai pihak," imbuhnya.

Namun ketika ditanya minimnya peran pemerintah untuk menjadikan pemuda dalam arti yang sesungguhnya sebagai generasi penerus yang religius, cerdas dan bermartabat, kandidat Doktor dari Universitas Airlangga Surabaya ini menjawab, "dia (pemerintah) seperti broker saja," pungkasnya.